ANTARA AZAN DAN SHOLAT
 
Selesai makan siang, saya selalu mencari tempat yang agak datar dan teduh di bawah pohon kayu. Dengan beralas selembar goni plastik yang masih bersih dan sebotol air, saya mengambil wudhu untuk melakukan sholat zuhur. Sesudah itu saya teruskan dengan membuat visual report, fit up report dan lain-lainnya. Demikianlah saya lakukan setiap hari. Kalau tidak dibuat di lokasi tempat bekerja ini, maka waktu sampai di office sore hari akan sangat sibuk sekali. Semuanya harus dilakukan terburu-buru. Membuat laporan, mandi, makan , kemudian mengejar sholat maghrib berjamaah di musholla. Demikianlah saya lakukan setiap hari di bumi Sarawak, Malaysia ini. Sebagai Welding Inspector di projek pipeline ini saya harus membuat progress report setiap hari. Tidak boleh terlambat. Kalau tertunda satu hari saja, reportnya akan bertumpuk. Merepotkan diri sendiri. Tidak terasa sudah dua setengah tahun lebih berlalu bekerja di bumi Sarawak ini. Pipelinenya sangat panjang sekali, 500 km lebih.

Sambil membuat report sekali-sekali mata saya melihat semut-semut  yang berjalan berbaris-baris mencari makan dan memanjat naik ke atas pohon. Rukun dan dan rajin sekali mereka berkerja. Saya merenung-renung dalam hati. Alangkah kecilnya semut ini. Kalau saya menjadi semut alangkah luasnya bumi ini. Tidakkah semut ini tahu bahwa selain batang kayu besar tempat mereka biasa naik-turun setiap hari, tempat mereka tinggal dan tempat mereka bermasyarakat dan mencari makan ini masih banyak pokok kayu yang lain?. Ada yang lebih besar dan ada yang lebih kecil. Disana juga ada kehidupan. Ada banyak semut lain yang hidup disana. Dan juga di sela-sela rekahan tanah, dibalik tumpukan kayu dan dedaunan ada juga semut-semut di sana. Tidakkah semut ini tahu bahwasanya ada banyak lagi semut yang tingal di rumah, di desa, di kota  dan lainnya? Tidakkah mereka tahu bahwa ada lagi pulau yang lain, benua yang lain, bulan, planet dan bintang yang lain. Apa-apa saja yang ada dalam pikiran dan hati semut itu? Alangkah kecilnya semut ini.
Manusia adalah makhluk yang punya rasa ingin tahu. Disepanjang hidupnya manusia selalui ingin mengerti tempat dia berada. Manusia selalu ingin tahu dari mana kehidupan ini berasal, bagaimana mekanismenya dan bagaimana akhirnya.  Sebut  sajalah sejak zaman Aristoteles, walaupun pendapat nya itu sudah tidak valid lagi di zaman sekarang ini. Mula-mula ia mengatakan benda yang lebih berat jatuh lebih cepat ke bumi. Kemudian ia mengatakan bumi ini adalah pusat perputaran benda-benda langit (geosentris). Ternyata tidaklah demikian adanya . Semua benda-benda jatuh ke bumi dengan percepatan yang sama besarnya.Dahulu kala orang juga beranggapan bahwasanya bumi ini adalah datar seperti meja. Sulit memang dibantah . Tukang bangunan juga memanfaatkan ini untuk mengukur level kayu atau batu bata yang akan dipasang dengan memakai selang berisi air. Oleh karena itu, orang-orang dahulu kala takut berlayar jauh-jauh ke tengah lautan. Karena takut jatuh di tepi dunia yang tidak diketahui.

Seiiring dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi diketahuilah bahwasanya bumi ini bulat seperti bola. Bumi ini ternyata adalah salah satu planet yang mengitari matahari (heliosentris) dalam satu keluarga yang disebut  tata surya. Ternyata tata surya itu sendiri hanyalah salah satu sistim planet yang berada di pinggiran galaksi Bima Sakti. Galaksi itu sendiri juga tidaklah satu. Ada sekitar seratus milyar galaksi. Di dalam satu galaksi ada lebih kurang seratus milyar benda-benda langit yang lain seperti bintang, planet, bulan, quasar, asteroid, meteor. Ada pula pulsar, lubang hitam, bintang netron dan lain-lain.   Kalau cuaca di malam hari lagi cerah cobalah lihat ke langit atas. Ada banyak bintang-bintang kecil di atas sana. Demikian juga bumi kalau dilihat dari bintang, bumi juga akan terlihat kecil seperti bintang kecil. Galaksi itu sendiri ternyata juga bergerak. Ia bergerak saling menjauh satu sama lain. Semakin jauh ia semakin cepat ia bergerak. Artinya alam semesta ini mengembang (expanding). Sering dibuatkan contoh seperti ini. Ambillah sebuah balon. Buat bulatan-bulatan kecil di permukaannya dengan spidol. Lalu tiuplah balon itu. Maka bulatan-bulatan tadi akan bergerak saling menjauh. Atau ambillah sebuah roti mentah. Masukkan ke dalam oven. Setelah beberapa saat roti itu akan membesar. Artinya jarak antara titik-titik dalam roti itu bertumbuh. Demikianlah kenyataan jagad raya saat ini.
Kenyataan galaksi-galaksi itu bergerak saling menjauh di temukan oleh Edwin Hubble  di tahun 1920-an dengan menggunakan teleskop raksasa 100 inch di Gunung Wilson, Calfornia.  Ia mengamati gerak galaksi dengan menganalisa spektrum cahaya yang dipancarkan. Sebagian spectrum cahaya itu mengalami pergeseran merah. Ini mengingatkan pada efek Doppler. Jika kita mendengar derum suara mobil semakin lambat, itu berarti mobilnya semakin jauh.  Demikian juga spectrum cahaya. Jika mengalami pergeseran merah berarti sumber cahaya atau pengamatnya menjauh. Bila mengalami pergeseran biru artinya sumber cahaya atau pengamatnya mendekat. Albert Einstein sendiri tidak percaya bahwa alam semesta ini mengembang. Sehingga ia menambahkan konstanta kosmologi pada persamaan relativitas umumnya, untuk membuat alam semesta ini statis. Dikemudian hari ia mengatakan “konstanta kosmologi adalah kesalahan terbesar didalam hidupnya”.

 Kalau saat ini galaksi saling menjauh satu sama lain, tentu mereka dahulunya berdekatan. Lebih dulu lagi tentu mereka lebih dekat. Ya. Semua galaksi dulunya berasal dari satu titik tunggal. Artinya ruang, waktu, materi dan energy berada dalam satu titik tunggal (singularity). Kemudian meledak sangat hebat sekali (big bang). Cobalah buka Al Quran, surat Al Anbiya 30. “Dan tidakkah orang-orang kafir itu tahu bahwasanya langit dan bumi ini dahulunya satu,kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan Kami jadikan semua yang hidup dari air. Mengapakah mereka tidak beriman”

Lalu bagaimana nasib akhir jagad raya ini? Apakah ia akan mengembang selamanya…?

Ada 2 kemungkinan.

1.      1.  Alam semesta mengembang perlahan-lahan, lalu mencapai titik maksimum. Kemudian ia akan jatuh kembali, menciut menuju titik semula karena ditarik oleh gravitasi masing-masing galaksi (big crunch), penciutan hebat. Hal ini persis seperti anda melemparkan bola ke atas. Setelah mencapai tinggi maksimum maka bola itu akan jatuh kembali ke bumi.  Kalau anda menembakkan roket ke ruang angkasa maka ia harus punya kecepatan minimal tertentu supaya lepas dari pengaruh gravitasi bumi.

 2      Alam semesta terus mengembang selamanya. Bintang, matahari dan galaksi menggunakan semua bahan bakar nuklirnya sampai habis,  kemudian menyusut  menjadi lubang hitam (black hole). Jagad raya akan menjadi dingin, gelap dan membeku, serta semua kehidupan akan berakhir
2.      
 
Lalu kemungkinan mana yang menggambarkan alam semesta kita? Apakah alam semesta akhirnya menciut kembali, ataukah ia akan mengembang selamanya? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus tahu terlebih dulu kecepatan pengembangan dan kerapatan (density) alam semesta saat ini. Jika kerapatannya lebih kecil dari nilai kritis tertentu, yang ditentukan oleh kecepatan ekspansi, maka gaya tarik gravitasi terlalu lemah untuk menghentikannya. Namun jika kerapatannya lebih besar dari nilai kritis, maka suatu saat nanti gravitasi akan menghentikan ekspansi dan alam semesta akan menciut kembali.

Kita dapat menentukan kecepatan ekspansi dengan mengukur kecepatan galaksi lain yang bergerak menjauhi kita, yaitu dengan menggunakan efek Doppler. Ini dapat dilakukan dengan sangat akurat. Namun, jarak ke galaksi sangat tidak dikenal karena kita hanya dapat mengukurnya secara tidak langsung. Jadi yang baru diketahui saat ini adalah alam semesta mengembang antara 5 persen dan 10 persen setiap satu milyar tahun. Pengetahuan kita mengenai kerapatan alam semesta saat ini juga masih sangat minim. Dari hasil pengamatan galaksi yang terlihat diperoleh density alam semesta sebesar  1 x 10-29 g/cm3 . Ini angka yang sangat kecil sekali. Seandainya dijumlahkan semua massa   bintang yang terlihat di galaksi Bima Sakti dan juga di galaksi-galaksi lain, masih kurang dari seperseratus jumlah yang dibutuhkan untuk menghentikan pengembangan, bahkan untuk perkiraan kecepatan ekspansi yang paling rendah sekalipun. Oleh karena itu, galaksi kita dan galaksi lain harus berisi sejumlah materi gelap yang tidak dapat dilihat langsung, tapi harus ada karena pengaruh gravitasinya pada orbital bintang di galaksi. Selain itu, umumnya galaksi ditemukan berada dalam cluster. Kita juga dapat menyimpulkan terdapat lebih banyak materi gelap di antara kelompok galaksi ini karena pengaruhnya terhadap pergerakan galaksi.

Juga apabila kita jumlahkan semua materi gelap ini, kita baru mendapatkan sekitar sepersepuluh dari yang diperlukan untuk menghentikan pengembangan. Oleh karena itu, boleh jadi ada materi bentuk lain yang belum diketahui yang terdistribusi seragam di seluruh alam semesta. Materi ini akan memperbesar kerapatan sehingga mencapai nilai kritis yang dibutuhkan untuk menghentikan ekspansi. Namun, bukti-bukti yang ada saat ini memperlihatkan bahwa alam semesta akan mengembang selamanya. Tetapi kita tidak dapat mengabaikan kemungkinan lain bahwa alam semesta ini akan menciut kembali, yang akan terjadi setidaknya sepuluh milyar tahun lagi, karena ia telah mengembang setidaknya selama itu.

Menurut ilmu pengetahuan, kiamat adalah suatu hal yang pasti terjadi. Merenungkan asal mula dan nasib akhir alam semesta akan membuat kita menjadi kagum, takut, heran, hormat, tunduk, patuh, pasrah dan penuh harap kepada Tuhan yang kita cintai. Cobalah buka kembali  Al Quran. Berulang-ulang kali diinformasikan di dalamnya. Bahwasanya langit ini kelak akan dilipat, dibagian lain disebutkan akan digulung. Persis seperti asal mula penciptaaannya. Ini adalah bahasa Al Quran. Saya berpendapat “dilipat “atau “digulung” itu artinya big crunch (penciutan hebat). Laporan terakhir dari NASA baru-baru ini memberitahukan,   foto-foto hasil pemotretan berbagai sudut langit yang diambil dari satelit kemudian direkonstruksi. Hasilnya adalah  geometri langit ini berbentuk seperti terompet. Cobalah ingat salah satu Hadist dari Nabi SAW. Bahwa malaikat Israfil saat ini dalam keadaan sudah ready,sudah  stand by. Siap tunggu perintah meniup sangkakala. 

  Ada tiga kali tiupan.
1.        Tiupan pertama sebagai pemberitahuan. Artinya kiamat sudah datang. Maka terkejutlah semua penghuni langit dan penghuni bumi.
2.       Tiupan kedua. Semua yang bernama makhluk hidup akan mati. Manusia, hewan, tumbuhan, jin, setan, iblis (laknatullah) dan malaikat akan mati. Malaikat maut dan malaikat Israfil sendiri juga akan mati.
3.       Tiupan ketika. Kebangkitan. Manusia akan dihidupkan kembali untuk mempertanggung jawabkan semua amal perbuatannya di dunia yang fana ini.
 
Umur alam semesta (universe) lebih kurang 13,7 milyar tahun. Umur tata surya (solar system) 5 milyar tahun.  Kehidupan pertama di muka bumi berasal dari air, yaitu hewan bersel satu (monocell). Makhluk ini kemudian berevolusi menjadi ikan-ikanan, amphibi yang kemudian terus naik ke darat. Lalu ia berproses dan berkembang terus sehingga menjadi hewan mamalia, unggas dan lain-lainnya. Nabi Adam turun ke bumi sekitar 200.000 tahun yang lalu, yang terus berkembang biak menjadi milyaran jumlahnya sampai saat ini, untuk menjadi khalifah atau pengelola dimuka bumi.

Lantas kapan langit itu akan runtuh, kapan matahari itu akan padam? Masih lama lagi. Yang duluan runtuh adalah langit-langit yang ada dalam mulut kita ini. Anggaplah umur manusia 100 tahun dengan berat 100 kilogram. Dibandingkan dengan alam semesta,umur dan berat kita sangat singkat dan kecil sekali.Sewaktu lahir kita disambut dengan azan, sewaktu mati dilepas dengan sholat. Antara azan dengan sholat. Paling lama cuma 15 menit. Singkat sekali, kecil dan lemah seperti semut. Semakin banyak kita tahu semakin banyak yang kita tidak tahu. Sungguh Maha Penyantun dan Maha Pemurah Allah SWT. Dia mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.
 
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim…
Jadikanlah umur terbaik hamba di penghujungnya.
Jadikanlah amal terbaik hamba di penutupnya.
Jadikanlah hari-hari terbaik hamba saat bertemu dengan Mu…
 
Wallahu’alam bissawab…