Kamis, 12 Desember 2013

Langit dan Bumi


Ternyata Langit dan Bumi itu makhluk hidup. Demikianlah judul tulisan ini akhirnya saya buat. Berulang-ulang kali saya membaca apa yang saya tulis ini. Saya termangu-mangu dan berkali-kali menarik nafas dalam. Karena memang demikianlah kenyataannya. Langit, bumi, gunung, batu, air dan benda-benda disekitar kita yang dianggap benda mati ternyata juga hidup. Hidup dalam skala mereka. Yang lebih penting lagi mereka juga punya kesadaran. Kesadaran tauhid, mengesakan Allah SWT. Kesimpulan ini membuat kita harus mendefinisikan kembali apa artinya makhluk hidup itu. Saya teringat akan pelajaran biologi ketika masih sekolah dulu. Yang disebut makhluk hidup adalah apa bila ia butuh makan, minum, cahaya, bergerak, peka terhadap rangsangan serta berkembang biak. Ini adalah sudut pandang biologi. Dari sudut pandang psikologi sudah barang tentu dimasukkan bahwa makhluk hidup itu punya kemauan, kesadaran, emosi, akal dan jiwa. Dikembalikan pada agama yang namanya makhluk hidup adalah semua yang bernyawa atau memiliki ruh…..   
Jagad raya ini sudah tercipta lebih kurang 13,7 milyar tahun yang lalu. Sedangkan umat manusia baru ada sekitar 200 ribu tahun yang lalu. Antara umur jagad raya dan umur manusia terpaut beda waktu yang sangat jauh sekali. Sebelum manusia pertama muncul di muka bumi, permukaan planet ini hanya dihuni oleh binatang buas, hewan purbakala dan tumbuhan-tumbuhan, dimana sebagian dari tulang-belulangnya kalau beruntung kita akan menemukannya. Inilah sisa-sisa fosil hewan purba yang berusaha di pahami oleh ahli arkelologi.
Disepanjang hidupnya manusia berusaha memahami tempat dimana ia berada. Manusia berusaha memahami bagaimana mekanisme proses penciptaan alam semesta ini. Dari mana ia berasal dan bagaimana akhir hidupnya. Hasil pengamatan Edwin Huble pada tahun 1929 mengungkapkan bahwa pergerakan galaksi saat ini menunjukkan bahwa mereka saling menjauh satu sama lain. Hal ini diamati dari pergeseran cahaya yang menunjukkan pergeseran merah. Ini mengingatkan pada efek Doppler. Kalau kita mendengar derum suara mobil tambah lama bertambah lemah, itu berarti mobilnya atau kita sebagai pendengar bertambah jauh. Kalau derum suara mobil terdengar makin lama makin keras, itu berarti mobil atau kita bertambah dekat.
Kalau galaksi saling menjauh satu sama lain, berarti dahulunya mereka tentu lebih berdekatan. Lebih dulu lagi tentu lebih dekat. Kenyataan alam semesta ini mengembang (expanding) merupakan temuan terbesar di awal abad 20. Albert Einstein yang semula berpendapat alam semesta ini statis menambahkan konstanta kosmologi (Kapital Lambda) pada persamaan relativitas umumnya. Di kemudian hari ia mengatakan konstanta kosmologi itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Kenyataan alam semesta ini mengembang sejalan dengan bocoran informasi dalam Al Quran, surat Al Anbiya 30:
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Al Quran surat Adz Dzariyat 47:
47. Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.
Al Haj 47
47. Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.  
As Sajadah 5:
5. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu[1190]


Kalau diputar balik film kejadian alam semesta ini maka akan terlihat bahwa penciptaan alam semesta ini adalah peristiwa kuantum. Artinya jagad raya berawal dari satu titik bervolume nol, atau berjari-jari nol alias diciptakan dari tidak ada menjadi ada. Pada titik nol itu materi energi, ruang dan waktu dimampatkan pada satu titik. Oleh karena itu kerapatan materi dan radiasi, temperatur dan gravitasi menjadi tidak terhingga. Titik ini disebut oleh para ilmuwan sebagai singularitas. Pada kondisi ini persamaan relativitas umum Einstein buyar. Makanya, persamaan ini tidak dapat menjelaskan asal-usul penciptaan alam semesta. Ia hanya dapat menjelaskan kejadian setelah big bang. Oleh karena itu, relativitas umum harus digabungkan dengan mekanika kuantum menjadi satu teori yang disebut gravitasi kuantum. Para ahli fisika di seluruh dunia bertungkus lumus mewujudkan teori gravitasi kuantum ini.  
Stephen Hawking menjelaskan dalam bukunya A Brief History of Time seperti berikut. Teori relativitas umum Einstein, memprediksi bahwasanya ruang-waktu berawal dari singularitas big-bang dan akan berakhir kelak menjadi singularitas big-crunch (seluruh alam semesta menciut), atau singularitas lubang hitam (daerah lokal, bintang mengkerut). Semua benda yang jatuh ke dalam lubang hitam akan hancur pada singularitas, hanya efek gravitasi massanya saja tertinggal di luar.
 Sebaliknya, jika efek kuantum dimasukan ke dalam perhitungan, akan terlihat bahwa massa atau energi materi akhirnya kembali ke alam semesta diam, dan lubang hitam, bersama dengan singularitas di dalamnya, akan menguap dan akhirnya lenyap. Bisakah mekanika kuantum memiliki efek dramatis yang sama pada singularitas big bang dan big crunch? Apa sebenarnya yang terjadi pada tahap awal atau tahap akhir alam semesta, saat medan gravitasi begitu kuat sehingga efek kuantum tidak bisa diabaikan? Apakah alam semesta memiliki permulaan atau akhir? Dan jika memang demikian, seperti apa bentuknya?
Untuk menjelaskan bagaimana mekanika kuantum mempengaruhi asal mula dan nasib alam semesta, pertama sekali perlu dipahami sejarah alam semesta yang disebut “model big bang panas”. Pada model ini alam semesta akan mengembang. Dengan demikian setiap materi atau radiasi di dalamnya tambah lama akan bertambah dingin. Jika alam semesta membesar dua kali lipat, temperaturnya turun menjadi setengahnya. Karena temperatur adalah ukuran energi-atau kecepatan partikel, maka pendinginan alam semesta akan berpengaruh terhadap materi di dalamnya. Pada suhu sangat tinggi, partikel bergerak begitu cepat sehingga ia melepaskan diri dari gaya tarik satu sama lain karena gaya nuklir atau electromagnet. Tetapi setelah dingin partikel-partikel itu akan saling tarik menarik satu sama lain dan akhirnya menggumpal. Selanjutnya, partikel yang berada di alam semesta akan tergantung pada suhu. Pada suhu tinggi, partikel itu punya energi begitu besar sehingga pada setiap tumbukan akan terbentuk pasangan partikel/antipartikel berbeda-walaupun sebagian partikel ini akan saling memusnahkan saat bertumbukan dengan antipartikel. Produksi terbentuk lebih cepat dari annihilasi (pemusnahan). Namun, pada suhu rendah jika tumbukan partikel berenergi rendah, pasangan partikel/antipartikel yang terbentuk kurang cepat-sehingga annihilasi lebih cepat dari pada produksi.
Pada saat big bang alam semesta berukuran nol, karena itu suhunya panas tak terhingga. Tetapi setelah alam semesta mengembang, suhu radiasi turun. Satu detik setelah big bang, suhu turun sekitar sepuluh milyar derajat. Kira-kira seribu kali temperatur pusat matahari, suhu setinggi ini dapat dicapai pada ledakan Bom Hidrogen. Pada saat ini alam semesta terutama sekali berisi foton, elektron dan neutrino (partikel sangat ringan yang hanya dipengaruhi oleh gaya nuklir lemah dan gravitasi) dan anti partikelnya, bersama dengan beberapa proton dan neutron. Alam semesta terus mengembang sehingga temperaturnya turun, karenanya kecepatan pembentukan pasangan elektron/anti elektron pada tumbukan akan turun di bawah kecepatan dimana mereka akan musnah oleh proses annihilasi. Jadi lebih banyak elektron dan anti elektron saling memusnahkan satu sama lain menghasilkan lebih banyak foton, hanya meninggalkan beberapa elektron. Akan tetapi neutrino dan anti neutrino, tidak saling melenyapkan satu sama lain, karena partikel ini berinteraksi dengan diri mereka sendiri dan dengan partikel lain dengan cara sangat lemah. Jadi mereka masih ada sampai hari ini. Jika kita bisa mengamatinya, ini merupakan uji coba yang baik tentang gambaran alam semesta paling awal yang sangat panas. Sayangnya energi rata-rata mereka saat ini terlalu lemah bagi kita untuk diamati secara langsung. Walaupun begitu, jika neutrino bukannya tidak bermassa, tetapi punya massa walaupun sedikit saja, seperti diusulkan oleh beberapa percobaan baru-baru ini, kita mungkin mampu mendeteksinya secara tidak langsung. Mereka bisa berbentuk: “materi gelap”, seperti disebutkan sebelumnya dengan tarikan gravitasi yang cukup untuk menghentikan pengembangan alam semesta yang akan menyebabkannya runtuh kembali.
Kira-kira seratus detik setelah big bang, temperatur alam semesta turun menjadi satu milyar derajat. Ini adalah suhu bintang paling panas. Pada suhu ini proton dan neutron tidak lagi punya energi cukup untuk melepaskan diri dari tarikan gaya nuklir kuat, oleh karena itu mereka mulai bergabung membentuk inti atom deuterium (hidrogen berat), yang berisi satu proton dan satu neutron. Deuterium selanjutnya bergabung dengan lebih banyak proton dan neutron membentuk inti helium, yang berisi dua proton dan dua neutron, dan juga sejumlah kecil pasangan unsur-unsur lebih berat, litium dan berelium. Orang bisa memperkirakan bahwa pada model big bang panas ini sekitar seperempat dari proton dan neutron akan berubah menjadi inti helium, diikuti dengan sejumlah kecil hidrogen berat dan unsur-unsur lain. Neutron yang tersisa akan meluruh menjadi proton, yang adalah inti atom hidrogen biasa.
Gambaran alam semesta tahap awal yang panas ini mula-mula diajukan oleh ilmuwan George Gamow dalam makalahnya yang terkenal pada tahun 1948 dengan mahasiswanya, Ralph Alpher. Di dalam makalah ini mereka membuat prediksi luar biasa bahwa radiasi (dalam bentuk foton) tahap awal alam semesta paling panas seharusnya masih ada sampai hari ini, tetapi dengan suhu sudah turun kira-kira beberapa derajat di atas nol mutlak (-2730C). Radiasi inilah yang ditemukan secara tidak sengaja oleh Penzias dan Wilson pada tahun 1965. Pada saat Alpher, Bethe, dan Gamow menulis makalahnya, tidak banyak yang diketahui tentang reaksi nuklir proton dan neutron. Prediksi yang mereka buat tentang perbandingan unsur-unsur yang di permulaan alam semesta karenanya tidak akurat. Tetapi perhitungan ini telah diulangi dengan pengetahuan makin baik dan sekarang sangat sesuai sekali dengan apa yang kita amati. Lagi pula, sangat sulit dijelaskan dengan cara lain kenapa begitu banyak helium di alam semesta. Oleh karena itu, kita cukup yakin bahwa kita punya gambaran yang benar, paling tidak satu detik setelah big bang.
Beberapa jam setelah big bang, produksi helium dan unsur-unsur lain berhenti. Selanjutnya selama beberapa juta tahun berikutnya, alam semesta terus mengembang, tanpa banyak sesuatu yang terjadi. Akhirnya, begitu suhu turun di bawah beberapa ribu derajat, dan elektron serta inti tidak lagi punya cukup energi untuk mengatasi gaya tarik elektromagnet sesamanya, mereka mulai menggumpal membentuk atom. Alam semesta secara keseluruhan terus meluas dan mendingin. Pada daerah-daerah tertentu yang lebih padat, pengembangannya diperlambat oleh tarikan gaya gravitasi ekstra. Hal ini akhirnya menghentikan pengembangan di daerah tersebut dan menyebabkannya mulai menciut. Saat menciut, gaya gravitasi akan menarik materi di bagian luar daerah itu dan mulai memutarnya perlahan-lahan. Saat penciutan semakin kecil, ia berputar makin cepat-seperti pemain seluncur es yang berputar lebih cepat jika ia menarik lengannya. Akhirnya, daerah itu makin kecil, sehingga putarannya makin lama makin cepat untuk mengimbangi tarikan gravitasi. Dengan cara inilah lahir galaksi piringan berputar. Di bagian lain, dimana tidak terjadi putaran, galaksi akan berbentuk oval yang disebut galaksi elips. Dalam hal ini, daerah tersebut tidak akan berhenti menciut karena bagian individual galaksi itu mengorbit stabil mengitari pusatnya, tetapi galaksi itu sendiri tidak berputar sama sekali.
Dengan berlalunya waktu, gas hidrogen dan helium di dalam galaksi terurai menjadi awan-awan kecil yang akhirnya menciut karena gravitasinya sendiri. Saat penyusutan ini, dan atom-atom di dalamnya bertumbukan satu sama lain, lalu suhu gas akan naik, sampai akhirnya cukup panas untuk memulai reaksi fusi nuklir. Keadaan ini akan merubah hidrogen menjadi lebih banyak helium, dan panas yang dilepaskan akan menaikkan tekanan, oleh karena itu menghentikan awan-awan tersebut menyusut lebih lanjut. Mereka tetap stabil pada keadaan ini dalam waktu lama seperti bintang sejenis matahari kita, membakar hidrogen menjadi helium dan memancarkan energi yang dihasilkan sebagai panas dan cahaya. Bintang yang lebih besar harus lebih panas untuk mengimbangi tarikan gravitasi yang lebih kuat, membuat reaksi fusi nuklir berproses jauh lebih cepat dimana mereka menggunakan hidrogen setidaknya seratus juta tahun. Mereka kemudian sedikit menyusut, dan saat mereka panas lebih lanjut,  helium mulai merubah menjadi unsur-unsur berat seperti carbon dan oksigen. Namun, hal ini tidak melepaskan lebih banyak energi, sehingga terjadi krisis, seperti dijelaskan pada bab lubang hitam.
Apa yang terjadi selanjutnya tidak begitu jelas, tetapi kelihatannya seperti daerah pusat bintang yang menciut menjadi keadaan sangat padat, seperti bintang neutron atau lubang hitam. Daerah luar bintang kadang-kadang ditiup oleh ledakan sangat dasyat disebut supernova, yang akan menerangi seluruh bintang lain di dalam galaksinya. Beberapa unsur berat yang dihasilkan diakhir hidup bintang itu akan melayang ke dalam gas galaksi, dan akan menjadi bahan mentah untuk bintang generasi berikutnya. Matahari kita terdiri dari sekitar 2 persen unsur-unsur berat ini karena ia adalah bintang generasi kedua-atau ketiga, yang terbentuk sekitar  5 milyar tahun yang lalu dari putaran awan gas yang berisi reruntuhan supernova sebelumnya. Kebanyakan gas di dalam awan ini membentuk matahari atau beterbangan, tetapi sebagian kecil unsur-unsur berat ini mengumpul membentuk benda yang sekarang mengorbit matahari sebagai planet seperti bumi.
Pada saat seperti inilah Tuhan berfirman seperti dalam Al Quran suarat Al Fushilat 11-12:

11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."

12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Banyak betul hikmah yang bisa kita tangkap dari ayat 11 Surat Al Fushilat ini.  Ini adalah percakapan agung paling purba antara Pencipta dengan makhluk ciptaanNya, saat langit dan bumi masih dalam fase embriyo. Ini mirip sekali dengan percakapan antara Tuhan dengan manusia ketika manusia juga masih dalam fase embryo.
Al A’raf ayat 172:

172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Alasstu birabbikum… Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." Kita bisa merasakan betapa Maha Bertanggung Jawabnya Tuhan kepada makhlukNya. Ia memperkenalkan diriNya dengan cara yang santun sedini mungkin. Sampai sekarang setelah bumi terhampar dan langit terbentang lebar serta kita dewasa bisa berpikir dan merenungkan dalam hati, Tuhan juga masih memperkenalkan dirinya. Betapa Maha Pengasih dan Penyayangnya Ia.
Tuhan berfirman saat langit masih berupa asap, masih berupa kabut, saat proton dan netron belum lagi menggumpal dan inti-inti atom belum lagi membentuk galaksi. Yang kedua ini semacam pemastian bahwa asal mula alam semesta memang dari peristiwa big bang. Yang terakhir paling penting adalah saat langit dan bumi itu berbicara. Ia menjawab “kami datang dengan suka hati”. Dengan kata lain kami datang dengan ikhlas. Masyaallah… Ini artinya langit dan bumi itu adalah makhluk hidup. Ia berbicara. Artinya mereka punya kesadaran yaitu kesadaran tauhid. Taat hanya kepada Allah SWT semata. Artinya memang tidaklah sia-sia mereka itu dijadikan. Semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah SWT saja. Jadi tidak hanya jin dan manusia saja yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Langit dan bumi  juga ternyata diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Apa persamaan dan perbedaan antara langit dan bumi dengan kita sebagai manusia?

Persamaannya adalah sama-sama makhluk ciptaan Allah dan satu tujuan yaitu berbakti kepada Allah. Persamaan yang lain yaitu masing-masing diberi tugas khusus, artinya juga dikenai syariat. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Manusia juga dikenai tugas yaitu sebagai khalifah di muka bumi. Jadi kalau kita merasa dekat dengan alam atau bersahabat dengan alam itu karena kita sudah merasa satu tujuan, yaitu berbakti kepada Allah. Kesadaran ini bersifat universal. Semesta jagad raya ini. Kesadaran ini akan membuat kita merasa malu untuk berbuat onar di muka bumi. Karena kita ini cuma menumpang hidup di muka bumi sambil dilihat terus oleh langit. Kesadaran ini membuat kita malu kalau kita berbuat salah. Malu sama saudara tua kita yaitu langit dan bumi.
Perbedaannya juga banyak sekali. Manusia dilengkapi dengan akal dan hawa nafsu. Manusia senang kepada lawan jenisnya dan manusia itu berkembang biak. Kepada manusia diutus Nabi dan Rasul serta dibekali dengan kitab suci sebagai aturan main yang harus diikuti. Manusia dimintai pertanggung jawaban atas tugas yang diamanatkan kepadanya. Bagi manusia hidup di punggung bumi adalah permainan, pengelola dan sekaligus sebagai ujian. Ibarat bermain sepak bola, yang namanya permainan suatu saat pasti akan berakhir. Main sepak bola akan berakhir setelah pluit panjang ditiup oleh wasit. Permainan hidup di dunia juga akan berakhir setelah ditiupnya pluit panjang pertama oleh Malaikat Israfil. Permainan usai (Game over). Tiupan pluit ke dua, semua yang namanya makhluk hidup akan mati. Makhluk bersel satu, bersel dua, bersel banyak, tumbuhan, hewan, manusia, iblis dan setan laknatullah, serta malaikat sendiri juga akan mati. Tiupan pluit ke tiga adalah kebangkitan sekaligus pertanggung jawaban dan pembalasan. Syurga bagi yang beruntung dan neraka bagi yang rugi. Bagi langit dan bumi tidak ada pertanggung jawaban dan imbalan. Pada saat pengadilan dan vonis telah ditetapkan, manusia yang sudah ditetapkan masuk neraka akan berkata alangkah baiknya kalau saya menjadi tanah saja….

Lalu apakah langit dan bumi itu masih berbicara sampai sekarang? Masih. Berapa frewekensi suaranya sehingga ia bisa berkomunikasi dengan manusia yang batas pendengarannya hanya antara 20 - 20.000 Hz? Besok juga mereka akan berbicara. Nabi Daud AS bisa bertasbih bersama dengan gunung dan burung-burung. Artinya frekwensi suara Nabi Daud AS sudah sama dengan gunung dan bumi. Ibarat menyanyi nadanya sudah sama, tidak fals. Kalau nada dan frekwensi sudah sama volume tinggal dikeraskan. 

Apakah langit dan bumi juga punya sifat emosional seperti layaknya manusia? Punya. Coba simak Al Quran surat Maryam ayat 88-90:

88. Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak."
89. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,
90. hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh,
91. karena mereka menda'wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.


Perhatikanlah kalimat yang bercetak tebal . Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh . Masyaallah…. Bukan main murkanya langit, bumi dan gunung. Karena ada sebagian manusia yang mengatakan bahwasanya Tuhan beranak…. Ini artinya langit dan bumi ini bisa mendengar, berpikir dan berbicara. Mereka ternyata juga punya rasa emosional. Mereka juga bisa marah…  Saya termangu-mangu sendiri pada saat saat saya menulis buku ini. Berulang-ulang kali saya membaca tulisan ini untuk mengingatkan diri saya sendiri. Ternyata benarlah agama Islam ini, benarlah Al Quran. Menjadi semakin kuat dan mantap rasanya keimanan di dalam dada saya ini.


Coba juga perhatikan Al Quran surat  Al Hasyr ayat 21: 

Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.


Ini artinya gunung yang begitu besar tidak sanggup memikul amanat sebagai khalifah bumi. Manusialah menyediakan diri menjalankan amanat ini……

Dalam sejarah panjang perjalanan ilmu pengetahuan, sering kali temuan-temuan hebat terutama di bidang fisika adalah hasil pendapat yang sama sekali berbeda dengan pandangan yang dianut orang sebelumnya. Dahulu kala orang beranggapan bahwasanya bumi ini adalah pusat perputaran benda-benda langit (geosentris) yang dipelopori oleh Ptolemeus (cendikiawan Mesir Kuno). Kemudian diungkapkan oleh Nicholas Copernicus bahwasanya gerak benda-benda langit akan jadi lebih sederhana digambarkan di atas kertas apabila planet-planet bergerak mengitari matahari (heliosentris). Pendapatnya ini kemudian disempurnakan oleh Johannes Kepler, yaitu gerakan planet mengitari matahari adalah berbentuk ellips dimana matahari adalah salah satu titik fokusnya. Hasil ini sesuai sekali dengan pengamatan.  Keteraturan gerak benda-benda langit ini membuat orang sekarang dapat meramalkan terjadinya gerhana, baik matahari ataupun bulan.

 Kemudian di awal abad 20 yang lalu Max Planck mengatakan bahwasanya cahaya itu dipancarkan bukan berupa gelombang tetapi berupa kuanta-kuanta. Dengan kata lain cahaya dipancarkan berupa partikel atau foton. Pendapat ini kemudian dijadikan landasan oleh Albert Einstein dalam menerangkan efek foto listrik. Efek ini sekarang dapat kita manfaatkan sebagai kamera.  

Selanjutnya adalah pendapat Louis deBroglie yang mengatakan semua partikel atau benda juga bersifat sebagai gelombang. Dimana panjang gelombangnya dinyatakan dengan rumus  λ = h/mv. Pada benda-benda besar panjang gelombang ini tidak teramati. Misalkan ada sebuah mobil dengan berat 1 ton kemudian lari dengan kecepatan 100 m/detik, maka ia hanya punya panjang gelombang sebesar 6,6 x 10-39 m.  Angka ini sangat kecil sekali sehingga kita tidak melihat dan tidak menyadarinya. Tetapi pada skala atom dan inti atom semuanya teramati. Misalkan sebuah elektron dengan energy kinetik sebesar 1 eV maka panjang gelombangnya adalah sebesar 1,2 nano meter. Ini bisa diamati pada skala laboratorium. Elektron adalah partikel tetapi juga bersifat gelombang. Cahaya adalah gelombang sekaligus juga partikel. Ini adalah dua sifat saling bertolak belakang. Campur aduk. Tetapi yang penting aplikasinya berlaku dan terukur dalam percobaan. Efek gelombang diamati dari sifat yang disebut intereferensi (percobaan dua celah) dan difraksi. Sedangkan efek partikel cahaya diamati dari efek foto listrik. Ternyata sifat partikel dan gelombang ini adalah dua sifat dari mata uang yang sama. Foton adalah sifat partikel dari cahaya.

Pendapat lain Albert Einstein ini adalah dalam persamaan relativitas khususnya. Yaitu kecepatan cahaya selalu saja tetap, yaitu sebesar 3 x 108 meter/detik, sama sekali tidak tergantung pada gerak sumber atau pengamatnya. Akibatnya ruang dan waktu terpaksa menyesuaikan diri (mulur dan mengkerut) karena selalu tetapnya kecepatan cahaya ini. Kemudian kesetaraan massa dan energy. Pendapatnya ini 30 tahun kemudian melahirkan energy nuklir. Pendapat lain adalah dari Richard S  Feymann. Ia menyebutnya sebagai sejarah alternative. Intinya alam semesta ini tidak hanya punya satu sejarah, tetapi banyak sejarah….

Pendapat terakhir dari para ilmuwan adalah mengenai multiverse. Artinya jagad raya ini bukan hanya satu (universe) tetapi terdapat sekitar 10 pangkat 500 jagad raya berbeda (multiverse). Multiverse ini akan kita bahas pada tulisan berikutnya.

Menyadari bahwa langit dan bumi ternyata adalah makhuk hidup, yang bisa mendengar, membaca, berbicara, merespon perbuatan kita dan juga punya kesadaran serta punya tujuan hidup yang sama dengan kita manusia merupakan langkah maju. Informasi ini tercantum di dalam Al Quran. Apakah kita sebagai manusia biasa bisa berkomunikasi dengan langit dan bumi, sehingga kita tahu apa yang ada dalam pikirannya? Bisa.

Percobaan yang baru bisa dilakukan di laboratorium adalah apa yang telah dilakukan oleh Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama, Jepang. Ia mengambil segelas air. Kemudian ia mengucapkan arigato (terima kasih) pada air itu. Air itu lalu didinginkan sampai suhu -50 derajat Celcius sehingga menjadi es. Es yang terbentuk kemudian diamati dengan mikroskop electron kecepatan tinggi. Pola kristal yang terbentuk tampak indah sekali. Berupa segi enam berangkai-rangkai, mirip sarang lebah. Kumpulan segi enam teratur. Percobaan dilakukan dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang arigato. Krisal terbentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutkannya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. Lalu diputarkan lagu klassik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur. Dan saat dicoba dibacakan doa Islam, muncul kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Ini artinya seakan-akan air itu mengerti perbuatan dan niat kita kepadanya.

Percobaan dilanjutkan dengan mendekatkan tulisan “setan”, kristal berbentuk buruk. Saya ingin melakukan percobaan dengan mengatakan “Tuhan itu Tiga”, lalu “Tuhan itu beranak”. Apakah air itu akan murka seperti murkanya langit, bumi dan gunung yang hampir-hampir saja pecah karena mendengar ucapan sesat seperti itu. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan mengatakan “Tuhan itu Satu”. Saya ingin tahu seperti apa pola kristal yang akan muncul. Saya juga ingin melakukan percobaan serupa dengan air yang dibacakan aya-ayat Al Quran pada sebaskom air. Persis seperti yang dilakukan oleh Pak Ustad ketika meruqyah seperti yang pernah saya lihat. Saya ingin tahu seperti apa pola kristalnya. Percobaan bisa juga dilakukan dengan air zam-zam.

Percobaan bisa juga dilakukan dengan cahaya. Yang memusingkan para ahli fisika sampai saat ini adalah perilaku cahaya. Kalau cahaya diamati dengan percobaan dua celah Young maka akan terbentuk pola inteferensi. Artinya terdapat pola garis gelap-terang. Pola garis terang adalah bertemunya puncak satu gelombang dengan puncak yang lain. Saling memperkuat yang disebut interferensi maksimum (konstruktif). Garis gelap artinya bertemunya puncak dengan lembah. Saling membatalkan disebut interferensi minimum (destructive).  

Andaikanlah kita menempatkan sebuah peralatan dua-celah di sebelah kiri sebuah sumber cahaya dan sel fotolistrik di sebelah kanannya. Maka cahahaya yang menuju dua-celah akan berperilaku sebagai gelombang, sedangkan yang ke arah sel fotolistrik akan berperilaku sebagai partikel. Bagaimanakah sumber cahaya itu tahu ke arah mana ia memancarkan gelombang dan ke arah mana ia memancarkan partikel?

Dengan demikian kita terperangkap dalam satu kesimpulan yang sama sekali tidak mengenakkan. Cahaya bukanlah partikel saja atau gelombang saja. Entah bagaimana caranya, ia adalah partikel sekaligus juga gelombang. Ia hanya memperlihatkan salah satu aspeknya, tergantung dari jenis percobaan yang dilakukan.

Kita bebas saja berbicara bahwa cara ini bisa dijadikan sebagai laboratorium mini untuk mencari agama yang benar. Saya teringat kisah mualaf di luar negeri sana yang saya baca di harian Republika. Ia ingin tahu dan mencari ada berapa sih Tuhan di dunia ini? Hasilnya pencariannya itu selalu saja memberi jawaban “Satu”. Pencarian yang bersusah payah itu akhirnya membawa dia memeluk agama Islam. Percobaan dengan air ini bisa dibuktikan di laboratrium. Sehingga hasilnya ilmiah, terukur, teruji dan bisa dinyatakan dengan angka. Putarkan saja saja kaset Al Quran dekat air, jadikan es, kemudian amati bentuk kristalnya di bawah mikroskop elektron. Percobaan dapat dilakukan dengan memutar kaset lagu-lagu rohani dari agama lain, lalu bandingkan bentuk kristalnya. Saya yakin hasilnya lebih objektif. Karena air “tidak” punya kepentingan kepada manusia. Ia hanya merespon apa adanya, aksi-reaksi. Saya yakin hasilnya memberikan bukti bahwa air sebagai representatif langit dan bumi akan memberikan jawaban seperti yang diinformasikan oleh Al Quran. Tuhannya air, bumi dan langit adalah Tuhannya manusia juga. Agama mereka agama kita juga. Mereka juga beriman dan bertasbih kepada Penciptanya.  Kalau hasil ini ternyata benar sesuai dengan apa yang diinformasikan dalam Al Quran ini merupakan kemenangan Islam dan Al Quran.

Jagadraya 13,7 miyar tahun lebih dulu diciptakan Allah SWT. Artinya mereka lebih senior dari pada manusia. Bumi dalam usia kanak-kanak sangatlah panas dan tanpa udara. Dengan berjalannya waktu ia mendingin dan memperoleh udara dari emisi gas yang berasal dari bebatuan. Udara tahap awal ini bukanlah jenis udara yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia. Ia sama sekali tidak mengandung oksigen, tetapi berisi sejumlah besar gas beracun yang berbahaya bagi manusia seperti hidrogen sulfida (gas berbau telur busuk). Walaupun demikian, ada bentuk kehidupan primitif lain yang bisa tumbuh subur pada kondisi ini. Ini sejalan dengan surat Al Anbiya ayat 30: …..Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup…..

Makhluk primitive bersel satu (monocell) ini berasal dan berkembang dari dalam laut, kemungkinan akibat perubahan kombinasi atom-atom menjadi struktur lebih besar, disebut makromolekul, yang mampu membentuk atom-atom lain menjadi struktur yang sama. Disinilah titik kritisnya. Seonggok atom-atom carbon, hydrogen, nitrogen, oksigen, pospor dan sulfur berubah bentuk menjadi makhluk bersel satu, yang HIDUP dan BERKEMBANG BIAK. Dari mana datangnya hidup dan kehidupan itu? Pertanyaan ini mau tidak mau memaksa kita menjawab ada satu sosok yang dengan sengaja dan berkehendak menciptakan.  Ya, semuanya berasal dari Yang Maha Hidup. Aku tiupkan sebagian dari RuhKu, maka setumpuk atom itu lalu berubah menjadi makhluk hidup paling sederhana, makhluk bersel satu (monocell). Makhluk itu membelah diri dan selanjutnya berkembang biak. Dalam beberapa kejadian terjadi kesalahan dalam reproduksi. Umumnya kesalahan ini sedemikan rupa sehingga makromolekul baru itu tidak bisa bertahan dan akhirnya musnah. Namun demikian, ada sebagian kecil kesalahan itu membentuk makromolekul baru yang lebih baik sehingga berkembang biak. Mereka oleh karena itu, lebih unggul dan cenderung menggantikan makromolekul generasi sebelumnya. Dengan cara inilah proses evolusi dimulai yang akan membentuk organisme lebih komplek dan berkembang biak. Bentuk kehidupan primitif pertama ini akan mengkonsumsi berbagai material, termasuk hidrogen sulfida, lalu melepaskan oksigen. Keadaan ini lambat laun merubah komposisi atmosfir menjadi seperti yang kita jumpai hari ini, sehingga memungkinkan perkembangan untuk kehidupan lebih tinggi seperti ikan-ikanan, reptil, mamalia, dan akhirnya umat manusia.

Gambaran alam semesta yang berawal dari sangat panas kemudian mendingin saat ia meluas sesuai dengan semua bukti pengamatan yang kita miliki hari ini.

Lalu apa artinya setelah kita menyadari bahwasanya langit dan bumi ini adalah makhluk hidup? Mereka juga punya tujuan yang sama dengan kita yaitu sama-sama berbakti kepada Tuhan. Mereka juga taat, tunduk dan patuh secara ikhlas kepada Tuhan. Mereka juga bisa mendengar, membaca, mengingat, berbicara dan juga bisa marah kalau disakiti. Kesadaran ini akan membuat pikiran dan hati kita lebih jernih dalam memandang kehidupan sehari-hari. Kita tidak berani untuk berbuat kemungkaran di punggung bumi dan di bawah pengamatan langit ini. Kita juga tidak tega untuk menebang sebatang pohon atau menyembelih hewan tanpa membaca basmallah. Kesadaran ini akan membuat kita bersatu dan bersahabat dengan alam.
Cobalah simak hadist dari baginda Nabi SAW di bawah ini……….




Juga perhatikan Al Quran Surat Ali Imran 190-191 di bawah ini:

 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka

Memang tidaklah sia-sia Tuhan menciptakan ini semua. Ada tujuannya yaitu hanya untuk berbakti kepada Nya. Sama seperti jin dan manusia.

Wallahua’lam bishshawab.
Edriandi


Sarawak, 3 May 2013

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Bagus pak..

Unknown mengatakan...

mantap tulisannya Pak. ijin share