Minggu, 01 Desember 2013

Bidadari Itu

Pada suatu hari salah satu bidadari penghuni surga turun ke bumi. Ia menemui saya. Kami berbincang-bincang tentang sesuatu. Setelah beberapa saat kami sepakat, jika sudah sampai waktunya kami akan berjumpa di taman firdaus di bawah Arasy. Jam tangan kami samakan.  Jam 00,  22 January 2010.
25 tahun kemudian waktu yang ditentukan itupun sampai. Kami bertemu di taman firdaus itu. Jam kami cocokan kembali. Jam tangan saya menunjukkan 22 januari 2035. jam 00. Jamnya nyaris tidak berjalan.

"Jammu rusak?" Kataku.
"Tidak." Jawabnya.
"Atau batrainya habis kali?"
"Nggak.."
"Terus kenapa?"
"Buka  standar." Katanya.
Kami lalu membuka QS. Al Ma’arij (70): 4. Para Malaikat dan Jibril naik kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.
Jadi 1 hari di surga sama dengan 50.000 tahun di dunia. Kalau setengah  hari berarti sama dengan 25.000 tahun. Kalau seperempat hari berarti 12.500 tahun. Waw lambat  sekali... Sekarang baru tahun 2010.

"Kenapa bisa begitu?" Tanyaku.   
"Di sini medan gravitasinya sangat besar sekali. Bukankah surga ini luasnya seluas langit dan bumi?"
"Benar." Kataku.
"Kalau disatukan semua galaksi, bintang, matahari, planet, bulan, bumi, meteor, asteroid, quasar, black hole, nebula dan semua benda langit yang ada di dunia sehingga menjadi planet raksasa, maka surga ini masih lebih besar lagi dari itu." Ilmu pengetahuan manusia menduga jam beker akan berjalan lambat di matahari, karena massanya sangat besar. Surga ini jauh lebih besaaaar lagi..... Bahasa kaliannya ruang dan waktu di sini sangat lengkung sekali.  Jam tangan saya nyaris tidak berjalan. Artinya waktu di sini berjalan sangat lambat. Makanya penghuni surga ini awet muda semua. Dan itu kekal selamanya." Bidadari itu menjelaskan sambil tersenyum.

"Kamu dulu masuk UGM lewat PMDK?" Tiba-tiba bidadari itu bertanya.
"Nggak, lewat Sipenmaru."
"Beruntunglah orang yang masuk surga lewat PMDK alias tanpa hisab."
"Caranya?"
"Ikuti petunjuk Nabi mu."
"IP mu berapa?"
"Dua koma alhamdulillah
"Dulu kamu diwisuda oleh Rektor kan?"
"Ya."
"Hari ini kamu akan diwisuda oleh Yang Maha Agung. Ia sendiri yang akan memberi selamat kepadamu (QS: Yaasin: 58: ....."Salam," sebagai ucapan selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang .

"Malu saya" Kataku.
“Tidak terbeli rasanya surga dengan semua fasilitas yang ada di dalamnya ini dengan amalan saya. Kedamaian, ketentraman, keselamatan, keindahan, kebahagian dan semua fasilitas yang ada di dalamnya . Keciil sekali saya ini.”

"Itu semua adalah Rahmat dari Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Bukankah dia melipat gandakan semua amalan manusia di tempat kehidupan yang sebenarnya ini?"

Tiba-tiba saya jadi teringat akan Hadist dari baginda Nabi Muhammad SAW. Bahwa masuknya manusia kedalam surga itu adalah Rahmat dari Allah SWT.

"Benar sekali" Kata Bidadari itu seakan-akan tahu apa yang terlintas dalam pikiran saya.
Matematikanya begini. Pahala dan dosa itu kelak akan ditimbang. Jika pahala lebih banyak dari pada dosa maka di peroleh selisihnya. Sebut saja selisih ini dengan X  . Pahala ini harus lebih besar dari nol. Atau  X >0. Pahala inilah yang diberi rahmat oleh Allah SWT. Misalkan Rahmat Allah itu 99. Maka rahmat yang diterima dalam surga ini X x 99 = 99X .

Kalau X  = -1, maka -1 x 99= -99 Tidak boleh masuk surga. Alias masuk ke neraka.... Naudzubillah minzalik...
"Kalau amal sama berat dengan Dosa, maka X  = 0. Jadi 0 x 99 = 0. Dimana dia ditempatkan?
"Itu urusan Tuhan."
"Kalau X =0.0000000000001, berarti rahmat yang diterima 0.00000000000099. Ia masuk surga. tapi sampainya lama." Kata bidadari itu tersenyum-senyum....

Saya termenung lama sekali. Semuanya adalah Rahmat Tuhan. Saya ini tercipta karena RahmatNya, saya sampai ke dalam surga ini juga karena rahmatNya. Ya Allah bersyukur sekali saya kepadaNya.
“Kita ngintip penghuni neraka yuk..” Tiba-tiba bidadari berkata.
“Ayok“
“Siapa itu, yang dibakar diputar-putar seperti kambing guling?” Saya bergidik ngeri.
“Itu kaum Sodom, umat Nabi Luth.”
“Sebentar lagi ia akan dicincang hidup-hidup, alias di mutilasi.”
“Kenapa waktu di dunia ia tidak dirajam?” Bidadari itu bertanya.
“Tidak ada yang berani, melanggar HAM.” Saya menjawab sekenanya.
“Disini tidak ada HAM.”
“Saya pikir ia masuk surga.”
“Kenapa?” Bidadari itu bertanya heran.
“Ia tidak diperiksa, tapi langsung saja ditendang oleh Malaikat penjaga neraka. Saking kerasnya ditendang oleh Malaikat itu, ia mendarat di surga.”
“Ah bercanda kamu..”

Kami terus berjalan ke bawah.
“Siapa itu yang lagi dipenggal kepalanya?”
“Ooo itu nabi palsu.” Bidadari itu menjawab. “Apakah sahabat Umar bin Khatab tidak memberi contoh. Kenapa kalian tidak belajar dari sejarah.?” Saya terdiam.

Penghuni neraka itu meraung-raung kesakitan. Mereka meminta dengan sangat kepada Tuhan supaya dikembalikan ke dunia supaya bisa bertobat.  Hal ini persis seperti orang yang ingin kembali masuk kembali ke dalam perut ibunya. Waktu berjalan ke depan. Tidak bisa di tarik mundur lagi.


Kami kembali ke taman firdaus yang berada di bawah naungan Arasy itu, mengatur acara untuk esok. Sowan menemui ibu bapak kami, anak-anak, istri dan saudara-saudara kami. Terus menemui 25 para Nabi dan Rasul dimulai dari Nabi Muhammad SAW, Isa, Yahya sampai ke Nabi Adam AS. Kemudian Gus Dur, Zainudin MZ,  dll.

Waktu sudah berjalan di dunia selama 50.000 tahun.


















Selamat hari Jumat.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

erikayetti@yahoo.com
Tulisan yang baguuuuusss sekali Bang, Insya Allah kita bisa bisa bergandengan tangan menuju surga aamiinn...

Unknown mengatakan...

tulisan yang begitu indah,