tag:blogger.com,1999:blog-15306881321997115542024-03-12T21:13:49.449-07:00WELDING, INSPECTION AND TESTINGWhatever the standard of quality, all welds should be inspected, even if the inspection involves no more than the welder glancing back over his work after running a bead. Testing may also be required, even in relatively rough weldments-such as leak-testing a container for liquids.Unknownnoreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-1530688132199711554.post-77068638284141043662013-12-12T03:25:00.002-08:002013-12-23T23:02:18.987-08:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 115%;">Langit dan Bumi<o:p></o:p></span></b><br />
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Ternyata Langit dan Bumi itu makhluk
hidup. Demikianlah judul tulisan ini akhirnya saya buat. Berulang-ulang kali
saya membaca apa yang saya tulis ini. Saya termangu-mangu dan berkali-kali
menarik nafas dalam. Karena memang demikianlah kenyataannya. Langit, bumi,
gunung, batu, air dan benda-benda disekitar kita yang dianggap benda mati ternyata
juga hidup. Hidup dalam skala mereka. Yang lebih penting lagi mereka juga punya
kesadaran. Kesadaran tauhid, mengesakan Allah SWT. Kesimpulan ini membuat kita
harus mendefinisikan kembali apa artinya makhluk hidup itu. Saya teringat akan
pelajaran biologi ketika masih sekolah dulu. Yang disebut makhluk hidup adalah
apa bila ia butuh makan, minum, cahaya, bergerak, peka terhadap rangsangan
serta berkembang biak. Ini adalah sudut pandang biologi. Dari sudut pandang
psikologi sudah barang tentu dimasukkan bahwa makhluk hidup itu punya kemauan, kesadaran, emosi, akal dan jiwa. Dikembalikan pada agama yang namanya
makhluk hidup adalah semua yang bernyawa atau memiliki ruh….. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html">Jagad raya</a> ini sudah tercipta lebih
kurang 13,7 milyar tahun yang lalu. Sedangkan umat manusia baru ada sekitar 200
ribu tahun yang lalu. Antara umur <a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html">jagad raya</a> dan umur manusia terpaut beda
waktu yang sangat jauh sekali. Sebelum manusia pertama muncul di muka bumi,
permukaan planet ini hanya dihuni oleh binatang buas, hewan purbakala dan
tumbuhan-tumbuhan, dimana sebagian dari tulang-belulangnya kalau beruntung kita
akan menemukannya. Inilah sisa-sisa fosil hewan purba yang berusaha di pahami
oleh ahli arkelologi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Disepanjang hidupnya manusia berusaha
memahami tempat dimana ia berada. Manusia berusaha memahami bagaimana mekanisme
proses penciptaan <a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html">alam semesta</a> ini. Dari mana ia berasal dan bagaimana akhir
hidupnya. Hasil pengamatan Edwin Huble pada tahun 1929 mengungkapkan bahwa
pergerakan galaksi saat ini menunjukkan bahwa mereka saling menjauh satu sama
lain. Hal ini diamati dari pergeseran cahaya yang menunjukkan pergeseran merah.
Ini mengingatkan pada efek Doppler. Kalau kita mendengar derum suara mobil
tambah lama bertambah lemah, itu berarti mobilnya atau kita sebagai pendengar
bertambah jauh. Kalau derum suara mobil terdengar makin lama makin keras, itu
berarti mobil atau kita bertambah dekat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Kalau galaksi saling menjauh satu
sama lain, berarti dahulunya mereka tentu lebih berdekatan. Lebih dulu lagi
tentu lebih dekat. Kenyataan <a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html">alam semesta</a> ini mengembang (<i>expanding</i>) merupakan temuan terbesar di awal abad 20. Albert
Einstein yang semula berpendapat alam semesta ini statis menambahkan konstanta
kosmologi (Kapital Lambda) pada persamaan relativitas umumnya. Di kemudian hari
ia mengatakan konstanta kosmologi itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Kenyataan <a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html">alam semesta</a> ini mengembang
sejalan dengan bocoran informasi dalam Al Quran, surat Al Anbiya 30: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="gen"><i><span style="line-height: 200%;">Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?</span></i></span><i><span style="line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Al Quran surat Adz Dzariyat 47:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="gen"><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">47. Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya
Kami benar-benar meluaskannya.<o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="gen"><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Al Haj 47<o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="gen"><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">47. Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. <b>Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut
perhitunganmu. <o:p></o:p></b></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="gen"><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">As Sajadah 5:<o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="gen"><i><span style="line-height: 200%;">5. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, <b>kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya
adalah seribu tahun menurut perhitunganmu<sup>[1190]</sup></b></span></i></span><i><span style="line-height: 200%;"><br />
</span></i><span style="line-height: 200%;"><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--></span><span style="line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;">Kalau diputar balik film kejadian <a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html">alam semesta</a> ini maka akan terlihat bahwa penciptaan </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> ini adalah
peristiwa kuantum. Artinya jagad raya berawal dari satu titik bervolume nol,
atau berjari-jari nol alias diciptakan dari tidak ada menjadi ada. Pada titik
nol itu materi energi, ruang dan waktu dimampatkan pada satu titik. Oleh karena
itu kerapatan materi dan radiasi, temperatur dan gravitasi menjadi tidak
terhingga. Titik ini disebut oleh para ilmuwan sebagai singularitas. Pada
kondisi ini persamaan relativitas umum Einstein buyar. Makanya, persamaan ini tidak
dapat menjelaskan asal-usul penciptaan </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">. Ia hanya dapat menjelaskan
kejadian setelah big bang. Oleh karena itu, relativitas umum harus digabungkan
dengan mekanika kuantum menjadi satu teori yang disebut gravitasi kuantum. Para
ahli fisika di seluruh dunia bertungkus lumus mewujudkan teori gravitasi kuantum
ini. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Stephen Hawking menjelaskan dalam bukunya <i>A Brief History of Time</i> seperti berikut.
Teori relativitas umum Einstein, memprediksi bahwasanya ruang-waktu berawal
dari singularitas <i>big-bang</i> dan akan
berakhir kelak menjadi singularitas <i>big-crunch</i>
(seluruh alam semesta menciut), atau singularitas lubang hitam (daerah lokal,
bintang mengkerut). Semua benda yang jatuh ke dalam lubang hitam akan hancur
pada singularitas, hanya efek gravitasi massanya saja tertinggal di luar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"> Sebaliknya,
jika efek kuantum dimasukan ke dalam perhitungan, akan terlihat bahwa massa
atau energi materi akhirnya kembali ke alam semesta diam, dan lubang hitam,
bersama dengan singularitas di dalamnya, akan menguap dan akhirnya lenyap.
Bisakah mekanika kuantum memiliki efek dramatis yang sama pada singularitas big
bang dan big crunch? Apa sebenarnya yang terjadi pada tahap awal atau tahap
akhir alam semesta, saat medan gravitasi begitu kuat sehingga efek kuantum
tidak bisa diabaikan? Apakah alam semesta memiliki permulaan atau akhir? Dan
jika memang demikian, seperti apa bentuknya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;">Untuk menjelaskan bagaimana mekanika kuantum
mempengaruhi asal mula dan nasib </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">, pertama sekali perlu dipahami
sejarah </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> yang disebut “model big bang panas”. Pada model ini </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> akan mengembang. Dengan demikian setiap materi atau radiasi di dalamnya tambah lama akan bertambah dingin. Jika </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> membesar dua kali
lipat, temperaturnya turun menjadi setengahnya. Karena temperatur adalah ukuran
energi-atau kecepatan partikel, maka pendinginan </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> akan berpengaruh
terhadap materi di dalamnya. Pada suhu sangat tinggi, partikel bergerak begitu
cepat sehingga ia melepaskan diri dari gaya tarik satu sama lain karena gaya
nuklir atau electromagnet. Tetapi setelah dingin partikel-partikel itu akan saling
tarik menarik satu sama lain dan akhirnya menggumpal. Selanjutnya, partikel
yang berada di </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> akan tergantung pada suhu. Pada suhu tinggi,
partikel itu punya energi begitu besar sehingga pada setiap tumbukan akan
terbentuk pasangan partikel/antipartikel berbeda-walaupun sebagian partikel ini
akan saling memusnahkan saat bertumbukan dengan antipartikel. Produksi terbentuk
lebih cepat dari annihilasi (pemusnahan</span><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">).
Namun, pada suhu rendah jika tumbukan partikel berenergi rendah, pasangan
partikel/antipartikel yang terbentuk kurang cepat-sehingga annihilasi lebih
cepat dari pada produksi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;">Pada saat big bang </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> berukuran nol, karena
itu suhunya panas tak terhingga. Tetapi setelah </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> mengembang, suhu
radiasi turun. Satu detik setelah big bang, suhu turun sekitar sepuluh milyar
derajat. Kira-kira seribu kali temperatur pusat matahari, suhu setinggi ini
dapat dicapai pada ledakan Bom Hidrogen. Pada saat ini </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> terutama
sekali berisi foton, elektron dan neutrino (partikel sangat ringan yang hanya
dipengaruhi oleh gaya nuklir lemah dan gravitasi) dan anti partikelnya, bersama
dengan beberapa proton dan neutron. </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">Alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> terus mengembang sehingga
temperaturnya turun, karenanya kecepatan pembentukan pasangan
elektron/anti elektron pada tumbukan akan turun di bawah kecepatan dimana mereka
akan musnah oleh proses annihilasi. Jadi lebih banyak elektron dan anti elektron
saling memusnahkan satu sama lain menghasilkan lebih banyak foton, hanya
meninggalkan beberapa elektron. Akan tetapi neutrino dan anti neutrino, tidak
saling melenyapkan satu sama lain, karena partikel ini berinteraksi dengan diri
mereka sendiri dan dengan partikel lain dengan cara sangat lemah. Jadi mereka masih
ada sampai hari ini. Jika kita bisa mengamatinya, ini merupakan uji coba yang
baik tentang gambaran </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> paling awal yang sangat panas. Sayangnya
energi rata-rata mereka saat ini terlalu lemah bagi kita untuk diamati secara
langsung. Walaupun begitu, jika neutrino bukannya tidak bermassa, tetapi punya massa walaupun sedikit saja, seperti diusulkan oleh beberapa percobaan
baru-baru ini, kita mungkin mampu mendeteksinya secara tidak langsung. Mereka
bisa berbentuk: “materi gelap”, seperti disebutkan sebelumnya dengan tarikan
gravitasi yang cukup untuk menghentikan pengembangan </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> yang akan menyebabkannya
runtuh kembali.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;">Kira-kira seratus detik setelah big bang,
temperatur </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> turun menjadi satu milyar derajat. Ini adalah suhu bintang
paling panas. Pada suhu ini proton dan neutron tidak lagi punya energi cukup
untuk melepaskan diri dari tarikan gaya nuklir kuat, oleh karena itu mereka mulai
bergabung membentuk inti atom deuterium (hidrogen berat), yang berisi satu
proton dan satu neutron. Deuterium selanjutnya bergabung dengan lebih banyak
proton dan neutron membentuk inti helium, yang berisi dua proton dan dua
neutron, dan juga sejumlah kecil pasangan unsur-unsur lebih berat, litium dan
berelium. Orang bisa memperkirakan bahwa pada model big bang panas ini sekitar
seperempat dari proton dan neutron akan berubah menjadi inti helium, diikuti
dengan sejumlah kecil hidrogen berat dan unsur-unsur lain. Neutron yang tersisa
akan meluruh menjadi proton, yang adalah inti atom hidrogen biasa.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;">Gambaran </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> tahap awal yang panas ini
mula-mula diajukan oleh ilmuwan George Gamow dalam makalahnya yang terkenal
pada tahun 1948 dengan mahasiswanya, Ralph Alpher. Di dalam makalah ini mereka
membuat prediksi luar biasa bahwa radiasi (dalam bentuk foton) tahap awal </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> paling panas seharusnya masih ada sampai hari ini, tetapi dengan suhu sudah
turun kira-kira beberapa derajat di atas nol mutlak (-273</span><sup style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">0</sup><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">C).
Radiasi inilah yang ditemukan secara tidak sengaja oleh Penzias dan Wilson pada
tahun 1965. Pada saat Alpher, Bethe, dan Gamow menulis makalahnya, tidak banyak
yang diketahui tentang reaksi nuklir proton dan neutron. Prediksi yang mereka
buat tentang perbandingan unsur-unsur yang di permulaan </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> karenanya
tidak akurat. Tetapi perhitungan ini telah diulangi dengan pengetahuan makin baik
dan sekarang sangat sesuai sekali dengan apa yang kita amati. Lagi pula, sangat
sulit dijelaskan dengan cara lain kenapa begitu banyak helium di </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">.
Oleh karena itu, kita cukup yakin bahwa kita punya gambaran yang benar, paling
tidak satu detik setelah big bang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;">Beberapa jam setelah big bang, produksi helium dan
unsur-unsur lain berhenti. Selanjutnya selama beberapa juta tahun berikutnya, </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> terus mengembang, tanpa banyak sesuatu yang terjadi. Akhirnya,
begitu suhu turun di bawah beberapa ribu derajat, dan elektron serta inti tidak
lagi punya cukup energi untuk mengatasi gaya tarik elektromagnet sesamanya,
mereka mulai menggumpal membentuk atom. </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">Alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> secara keseluruhan terus
meluas dan mendingin. Pada daerah-daerah tertentu yang lebih padat,
pengembangannya diperlambat oleh tarikan gaya gravitasi ekstra. Hal ini
akhirnya menghentikan pengembangan di daerah tersebut dan menyebabkannya mulai
menciut. Saat menciut, gaya gravitasi akan menarik materi di bagian luar daerah
itu dan mulai memutarnya perlahan-lahan. Saat penciutan semakin kecil, ia
berputar makin cepat-seperti pemain seluncur es yang berputar lebih cepat jika ia
menarik lengannya. Akhirnya, daerah itu makin kecil, sehingga putarannya makin lama
makin cepat untuk mengimbangi tarikan gravitasi. Dengan cara inilah lahir galaksi
piringan berputar. Di bagian lain, dimana tidak terjadi putaran, galaksi akan
berbentuk oval yang disebut galaksi elips. Dalam hal ini, daerah tersebut tidak
akan berhenti menciut karena bagian individual galaksi itu mengorbit stabil
mengitari pusatnya, tetapi galaksi itu sendiri tidak berputar sama sekali.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Dengan
berlalunya waktu, gas hidrogen dan helium di dalam galaksi terurai menjadi
awan-awan kecil yang akhirnya menciut karena gravitasinya sendiri. Saat
penyusutan ini, dan atom-atom di dalamnya bertumbukan satu sama lain, lalu suhu
gas akan naik, sampai akhirnya cukup panas untuk memulai reaksi fusi nuklir.
Keadaan ini akan merubah hidrogen menjadi lebih banyak helium, dan panas yang
dilepaskan akan menaikkan tekanan, oleh karena itu menghentikan awan-awan
tersebut menyusut lebih lanjut. Mereka tetap stabil pada keadaan ini dalam
waktu lama seperti bintang sejenis matahari kita, membakar hidrogen menjadi
helium dan memancarkan energi yang dihasilkan sebagai panas dan cahaya. Bintang
yang lebih besar harus lebih panas untuk mengimbangi tarikan gravitasi yang
lebih kuat, membuat reaksi fusi nuklir berproses jauh lebih cepat dimana mereka
menggunakan hidrogen setidaknya seratus juta tahun. Mereka kemudian sedikit
menyusut, dan saat mereka panas lebih lanjut,
helium mulai merubah menjadi unsur-unsur berat seperti carbon dan
oksigen. Namun, hal ini tidak melepaskan lebih banyak energi, sehingga terjadi
krisis, seperti dijelaskan pada bab lubang hitam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Apa yang
terjadi selanjutnya tidak begitu jelas, tetapi kelihatannya seperti daerah
pusat bintang yang menciut menjadi keadaan sangat padat, seperti bintang
neutron atau lubang hitam. Daerah luar bintang kadang-kadang ditiup oleh
ledakan sangat dasyat disebut supernova, yang akan menerangi seluruh bintang
lain di dalam galaksinya. Beberapa unsur berat yang dihasilkan diakhir hidup
bintang itu akan melayang ke dalam gas galaksi, dan akan menjadi bahan mentah
untuk bintang generasi berikutnya. Matahari kita terdiri dari sekitar 2 persen
unsur-unsur berat ini karena ia adalah bintang generasi kedua-atau ketiga, yang
terbentuk sekitar 5 milyar tahun yang
lalu dari putaran awan gas yang berisi reruntuhan supernova sebelumnya.
Kebanyakan gas di dalam awan ini membentuk matahari atau beterbangan, tetapi sebagian
kecil unsur-unsur berat ini mengumpul membentuk benda yang sekarang mengorbit
matahari sebagai planet seperti bumi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Pada saat
seperti inilah Tuhan berfirman seperti dalam Al Quran suarat Al Fushilat 11-12:<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="gen"><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa<b>." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."<o:p></o:p></b></span></i></span><br />
<span class="gen"><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><b><br /></b></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="gen"><i><span style="line-height: 200%;">12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. <b>Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya.</b> Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.</span></i></span><span class="gen"><span style="line-height: 200%;"> </span></span><span style="line-height: 200%;"><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--></span><span style="line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Banyak
betul hikmah yang bisa kita tangkap dari ayat 11 Surat Al Fushilat ini. Ini adalah percakapan agung paling purba
antara Pencipta dengan makhluk ciptaanNya, saat langit dan bumi masih dalam
fase embriyo. Ini mirip sekali dengan percakapan antara Tuhan dengan manusia
ketika manusia juga masih dalam fase embryo. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Al A’raf
ayat 172:<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="gen"><span style="line-height: 200%;">172. <i>Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): <b>"Bukankah
Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi." </b>(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",</i></span></span><i><span style="line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;">Alasstu
birabbikum…</span><span class="gen"><b><i><span style="line-height: 200%;"> Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi."</span></i></b></span><span style="line-height: 200%;"> Kita
bisa merasakan betapa Maha Bertanggung Jawabnya Tuhan kepada makhlukNya. Ia memperkenalkan
diriNya dengan cara yang santun sedini mungkin. Sampai sekarang setelah bumi
terhampar dan langit terbentang lebar serta kita dewasa bisa berpikir dan
merenungkan dalam hati, Tuhan juga masih memperkenalkan dirinya. Betapa Maha
Pengasih dan Penyayangnya Ia. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;">Tuhan
berfirman saat langit masih berupa asap, masih berupa kabut, saat proton dan
netron belum lagi menggumpal dan inti-inti atom belum lagi membentuk galaksi. Yang
kedua ini semacam pemastian bahwa asal mula </span><a href="http://www.tyzonn.com/2012/01/3d-solar-system.html" style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">alam semesta</a><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"> memang dari peristiwa
big bang. Yang terakhir paling penting adalah saat langit dan bumi itu
berbicara. Ia menjawab “kami datang dengan suka hati”. Dengan kata lain kami
datang dengan ikhlas. Masyaallah… Ini artinya langit dan bumi itu adalah
makhluk hidup. Ia berbicara. Artinya mereka punya kesadaran yaitu kesadaran
tauhid. Taat hanya kepada Allah SWT semata. Artinya memang tidaklah sia-sia mereka
itu dijadikan. Semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah SWT saja. Jadi
tidak hanya jin dan manusia saja yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Langit
dan bumi juga ternyata diciptakan untuk
beribadah kepada Allah. </span><span style="line-height: 200%; text-indent: 0.5in;">Apa
persamaan dan perbedaan antara langit dan bumi dengan kita sebagai manusia?</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;">Persamaannya
adalah sama-sama makhluk ciptaan Allah dan satu tujuan yaitu berbakti kepada
Allah. Persamaan yang lain yaitu masing-masing diberi tugas khusus, artinya
juga dikenai syariat. </span><span class="gen"><b><i><span style="line-height: 200%;">Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. </span></i></b></span><span class="gen"><span style="line-height: 200%;">Manusia juga dikenai
tugas yaitu sebagai khalifah di muka bumi. </span></span><span style="line-height: 200%;">Jadi
kalau kita merasa dekat dengan alam atau bersahabat dengan alam itu karena kita
sudah merasa satu tujuan, yaitu berbakti kepada Allah. Kesadaran ini bersifat
universal. <a href="http://www.solarsystemscope.com/ison/">Semesta jagad raya</a> ini. Kesadaran ini akan membuat kita merasa malu untuk
berbuat onar di muka bumi. Karena kita ini cuma menumpang hidup di muka bumi
sambil dilihat terus oleh langit. Kesadaran ini membuat kita malu kalau kita
berbuat salah. Malu sama saudara tua kita yaitu langit dan bumi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Perbedaannya
juga banyak sekali. Manusia dilengkapi dengan akal dan hawa nafsu. Manusia
senang kepada lawan jenisnya dan manusia itu berkembang biak. Kepada manusia
diutus Nabi dan Rasul serta dibekali dengan kitab suci sebagai aturan main yang
harus diikuti. Manusia dimintai pertanggung jawaban atas tugas yang diamanatkan
kepadanya. Bagi manusia hidup di punggung bumi adalah permainan, pengelola dan sekaligus
sebagai ujian. Ibarat bermain sepak bola, yang namanya permainan suatu saat
pasti akan berakhir. Main sepak bola akan berakhir setelah pluit panjang
ditiup oleh wasit. Permainan hidup di dunia juga akan berakhir setelah ditiupnya
pluit panjang pertama oleh Malaikat Israfil. Permainan usai (<i>Game over</i>). Tiupan pluit ke dua, semua yang namanya makhluk hidup
akan mati. Makhluk bersel satu, bersel dua, bersel banyak, tumbuhan, hewan,
manusia, iblis dan setan laknatullah, serta malaikat sendiri juga akan mati. Tiupan
pluit ke tiga adalah kebangkitan sekaligus pertanggung jawaban dan pembalasan. Syurga
bagi yang beruntung dan neraka bagi yang rugi. Bagi langit dan bumi tidak ada
pertanggung jawaban dan imbalan. Pada saat pengadilan dan vonis telah
ditetapkan, manusia yang sudah ditetapkan masuk neraka akan berkata alangkah
baiknya kalau saya menjadi tanah saja….<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Lalu apakah
langit dan bumi itu masih berbicara sampai sekarang? Masih. Berapa frewekensi
suaranya sehingga ia bisa berkomunikasi dengan manusia yang batas
pendengarannya hanya antara 20 - 20.000 Hz? Besok juga mereka akan berbicara.
Nabi Daud AS bisa bertasbih bersama dengan gunung dan burung-burung. Artinya
frekwensi suara Nabi Daud AS sudah sama dengan gunung dan bumi. Ibarat menyanyi
nadanya sudah sama, tidak fals. Kalau nada dan frekwensi sudah sama volume
tinggal dikeraskan. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Apakah
langit dan bumi juga punya sifat emosional seperti layaknya manusia? Punya.
Coba simak Al Quran surat Maryam ayat 88-90: <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="gen"><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">88. Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil
(mempunyai) anak."<o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="gen"><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">89. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat
mungkar, <o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span class="gen"><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">90<b>. hampir-hampir langit pecah
karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, </b><o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="gen"><i><span style="line-height: 200%;">91. karena mereka menda'wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.</span></i></span><i><span style="line-height: 200%;"><br />
<br />
</span></i><span style="line-height: 200%;"><br />
Perhatikanlah kalimat yang bercetak tebal <span class="gen"><b><i>. Hampir-hampir langit pecah
karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh</i></b> . Masyaallah….
Bukan main murkanya langit, bumi dan gunung. Karena ada sebagian manusia yang
mengatakan bahwasanya Tuhan beranak…. Ini artinya langit dan bumi ini bisa
mendengar, berpikir dan berbicara. Mereka ternyata juga punya rasa emosional.
Mereka juga bisa marah… Saya
termangu-mangu sendiri pada saat saat saya menulis buku ini. Berulang-ulang
kali saya membaca tulisan ini untuk mengingatkan diri saya sendiri. Ternyata
benarlah agama Islam ini, benarlah Al Quran. Menjadi semakin kuat dan mantap
rasanya keimanan di dalam dada saya ini. <o:p></o:p></span></span></span><br />
<span style="line-height: 200%;"><span class="gen" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span class="gen" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;">Coba juga perhatikan Al Quran surat Al Hasyr ayat </span>21: </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="gen"><i><span style="line-height: 200%;"><br /></span></i></span>
<span class="gen"><i><span style="line-height: 200%;">Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah
gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan
ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk
manusia supaya mereka berfikir.</span></i></span></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span class="gen"><span style="line-height: 200%;"><br /></span></span>
<span class="gen"><span style="line-height: 200%;">Ini artinya gunung yang begitu
besar tidak sanggup memikul amanat sebagai khalifah bumi. Manusialah
menyediakan diri menjalankan amanat ini……<o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span class="gen"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Dalam sejarah panjang
perjalanan ilmu pengetahuan, sering kali temuan-temuan hebat terutama di
bidang fisika adalah hasil pendapat yang sama sekali berbeda dengan pandangan
yang dianut orang sebelumnya. Dahulu kala orang beranggapan bahwasanya bumi ini
adalah pusat perputaran benda-benda langit (<i>geosentris</i>)
yang dipelopori oleh Ptolemeus (cendikiawan Mesir Kuno). Kemudian diungkapkan oleh
Nicholas Copernicus bahwasanya gerak benda-benda langit akan jadi lebih
sederhana digambarkan di atas kertas apabila planet-planet bergerak mengitari matahari (<i>heliosentris</i>). Pendapatnya ini kemudian
disempurnakan oleh Johannes Kepler, yaitu gerakan planet mengitari matahari
adalah berbentuk ellips dimana matahari adalah salah satu titik fokusnya. Hasil
ini sesuai sekali dengan pengamatan.
Keteraturan gerak benda-benda langit ini membuat orang sekarang dapat
meramalkan terjadinya gerhana, baik matahari ataupun bulan. <o:p></o:p></span></span><br />
<span class="gen"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span class="gen"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"> Kemudian di awal abad 20 yang lalu Max Planck
mengatakan bahwasanya cahaya itu dipancarkan bukan berupa gelombang tetapi
berupa kuanta-kuanta. Dengan kata lain cahaya dipancarkan berupa partikel atau
foton. Pendapat ini kemudian dijadikan landasan oleh Albert Einstein dalam menerangkan
efek foto listrik. Efek ini sekarang dapat kita manfaatkan sebagai kamera. <o:p></o:p></span></span><br />
<span class="gen"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span class="gen"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Selanjutnya adalah
pendapat Louis deBroglie yang mengatakan semua partikel atau benda juga
bersifat sebagai gelombang. Dimana panjang gelombangnya dinyatakan dengan rumus
λ = h/mv. Pada benda-benda besar panjang
gelombang ini tidak teramati. Misalkan ada sebuah mobil dengan berat 1 ton kemudian lari dengan kecepatan 100 m/detik, maka ia hanya punya panjang gelombang
sebesar 6,6 x 10<sup>-39</sup> m. Angka
ini sangat kecil sekali sehingga kita tidak melihat dan tidak menyadarinya. Tetapi
pada skala atom dan inti atom semuanya teramati. Misalkan sebuah elektron dengan
energy kinetik sebesar 1 eV maka panjang gelombangnya adalah sebesar 1,2 nano
meter. Ini bisa diamati pada skala laboratorium. Elektron adalah partikel
tetapi juga bersifat gelombang. Cahaya adalah gelombang sekaligus juga partikel.
Ini adalah dua sifat saling bertolak belakang. Campur aduk. Tetapi yang penting
aplikasinya berlaku dan terukur dalam percobaan. Efek gelombang diamati dari
sifat yang disebut intereferensi (percobaan dua celah) dan difraksi. Sedangkan
efek partikel cahaya diamati dari efek foto listrik. Ternyata sifat partikel
dan gelombang ini adalah dua sifat dari mata uang yang sama. Foton adalah sifat
partikel dari cahaya. <o:p></o:p></span></span><br />
<span class="gen"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span class="gen"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Pendapat lain Albert
Einstein ini adalah dalam persamaan relativitas khususnya. Yaitu kecepatan
cahaya selalu saja tetap, yaitu sebesar 3 x 10<sup>8</sup> meter/detik, sama sekali
tidak tergantung pada gerak sumber atau pengamatnya. Akibatnya ruang dan waktu terpaksa menyesuaikan diri (mulur dan mengkerut) karena selalu tetapnya kecepatan cahaya ini. Kemudian kesetaraan massa dan
energy. Pendapatnya ini 30 tahun kemudian melahirkan energy nuklir. Pendapat
lain adalah dari Richard S Feymann. Ia
menyebutnya sebagai sejarah alternative. Intinya alam semesta ini tidak hanya punya
satu sejarah, tetapi banyak sejarah…. <o:p></o:p></span></span><br />
<span class="gen"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Pendapat
terakhir dari para ilmuwan adalah mengenai multiverse. Artinya jagad raya ini
bukan hanya satu (<i>universe</i>) tetapi terdapat
sekitar 10 pangkat 500 jagad raya berbeda (<i>multiverse</i>).
Multiverse ini akan kita bahas pada tulisan berikutnya.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Menyadari
bahwa langit dan bumi ternyata adalah makhuk hidup, yang bisa mendengar, membaca,
berbicara, merespon perbuatan kita dan juga punya kesadaran serta punya tujuan hidup yang sama dengan kita manusia merupakan langkah maju. Informasi ini
tercantum di dalam Al Quran. Apakah kita sebagai manusia biasa bisa
berkomunikasi dengan langit dan bumi, sehingga kita tahu apa yang ada dalam
pikirannya? Bisa. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Percobaan
yang baru bisa dilakukan di laboratorium adalah apa yang telah dilakukan oleh Dr.
Masaru Emoto dari Universitas Yokohama, Jepang. Ia mengambil segelas air.
Kemudian ia mengucapkan <i>arigato</i>
(terima kasih) pada air itu. Air itu lalu didinginkan sampai suhu -50 derajat
Celcius sehingga menjadi es. Es yang terbentuk kemudian diamati dengan mikroskop
electron kecepatan tinggi. Pola kristal yang terbentuk tampak indah sekali.
Berupa segi enam berangkai-rangkai, mirip sarang lebah. Kumpulan segi enam
teratur. Percobaan dilakukan dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang arigato.
Krisal terbentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutkannya ditunjukkan kata
“setan”, kristal berbentuk buruk. Lalu diputarkan lagu klassik Symphony Mozart,
kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik <i>heavy metal</i> diperdengarkan, kristal hancur. Dan saat dicoba
dibacakan doa Islam, muncul kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul
berkilauan. Ini artinya seakan-akan air itu mengerti perbuatan dan niat kita
kepadanya. <o:p></o:p></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKGaNibdvlgG6mpdIhGEKnpm3zVdP8K1XULhStdTOSdeCUkWO9XrgdcD0u-i2WuLd4DC5JG5CxVSOzP_tVpSDWJ_scC5CGJ-aMPWFAQtJCfobRf9SMiU3TPZS7kUlGgRk0MSOGdt-xAxyG/s1600/kristalair.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><img border="0" height="291" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKGaNibdvlgG6mpdIhGEKnpm3zVdP8K1XULhStdTOSdeCUkWO9XrgdcD0u-i2WuLd4DC5JG5CxVSOzP_tVpSDWJ_scC5CGJ-aMPWFAQtJCfobRf9SMiU3TPZS7kUlGgRk0MSOGdt-xAxyG/s320/kristalair.jpg" width="320" /></span></a></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Percobaan
dilanjutkan dengan mendekatkan tulisan “setan”, kristal berbentuk buruk. Saya
ingin melakukan percobaan dengan mengatakan “Tuhan itu Tiga”, lalu “Tuhan itu
beranak”. Apakah air itu akan murka seperti murkanya langit, bumi dan gunung yang
hampir-hampir saja pecah karena mendengar ucapan sesat seperti itu. Hasilnya
kemudian dibandingkan dengan mengatakan “Tuhan itu Satu”. Saya ingin tahu
seperti apa pola kristal yang akan muncul. Saya juga ingin melakukan percobaan
serupa dengan air yang dibacakan aya-ayat Al Quran pada sebaskom air. Persis seperti
yang dilakukan oleh Pak Ustad ketika meruqyah seperti yang pernah saya lihat. Saya
ingin tahu seperti apa pola kristalnya. Percobaan bisa juga dilakukan dengan
air zam-zam. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Percobaan
bisa juga dilakukan dengan cahaya. Yang memusingkan para ahli fisika sampai
saat ini adalah perilaku cahaya. Kalau cahaya diamati dengan percobaan dua
celah Young maka akan terbentuk pola inteferensi. Artinya terdapat pola garis gelap-terang.
Pola garis terang adalah bertemunya puncak satu gelombang dengan puncak yang
lain. Saling memperkuat yang disebut interferensi maksimum (konstruktif). Garis
gelap artinya bertemunya puncak dengan lembah. Saling membatalkan disebut interferensi
minimum (destructive). <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Andaikanlah
kita menempatkan sebuah peralatan dua-celah di sebelah kiri sebuah sumber
cahaya dan sel fotolistrik di sebelah kanannya. Maka cahahaya yang menuju
dua-celah akan berperilaku sebagai gelombang, sedangkan yang ke arah sel fotolistrik
akan berperilaku sebagai partikel. Bagaimanakah sumber cahaya itu tahu ke arah
mana ia memancarkan gelombang dan ke arah mana ia memancarkan partikel?<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Dengan
demikian kita terperangkap dalam satu kesimpulan yang sama sekali tidak mengenakkan.
Cahaya bukanlah partikel saja atau gelombang saja. Entah bagaimana caranya, ia
adalah partikel sekaligus juga gelombang. Ia hanya memperlihatkan salah satu
aspeknya, tergantung dari jenis percobaan yang dilakukan.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Kita
bebas saja berbicara bahwa cara ini bisa dijadikan sebagai laboratorium mini untuk
mencari agama yang benar. Saya teringat kisah mualaf di luar negeri sana yang
saya baca di harian Republika. Ia ingin tahu dan mencari ada berapa <i>sih</i> Tuhan di dunia ini? Hasilnya
pencariannya itu selalu saja memberi jawaban “Satu”. Pencarian yang bersusah
payah itu akhirnya membawa dia memeluk agama Islam. Percobaan dengan air ini
bisa dibuktikan di laboratrium. Sehingga hasilnya ilmiah, terukur, teruji dan
bisa dinyatakan dengan angka. Putarkan saja saja kaset Al Quran dekat air, jadikan
es, kemudian amati bentuk kristalnya di bawah mikroskop elektron. Percobaan
dapat dilakukan dengan memutar kaset lagu-lagu rohani dari agama lain, lalu
bandingkan bentuk kristalnya. Saya yakin hasilnya lebih objektif. Karena air “tidak”
punya kepentingan kepada manusia. Ia hanya merespon apa adanya, aksi-reaksi. Saya
yakin hasilnya memberikan bukti bahwa air sebagai representatif langit dan bumi
akan memberikan jawaban seperti yang diinformasikan oleh Al Quran. Tuhannya
air, bumi dan langit adalah Tuhannya manusia juga. Agama mereka agama kita juga.
Mereka juga beriman dan bertasbih kepada Penciptanya. Kalau hasil ini ternyata benar sesuai dengan
apa yang diinformasikan dalam Al Quran ini merupakan kemenangan Islam dan Al Quran.
<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="line-height: 200%;"><a href="http://www.solarsystemscope.com/ison/">Jagadraya</a> 13,7 miyar tahun lebih dulu diciptakan Allah SWT. Artinya mereka lebih senior
dari pada manusia. Bumi dalam usia kanak-kanak sangatlah panas dan tanpa udara.
Dengan berjalannya waktu ia mendingin dan memperoleh udara dari emisi gas yang
berasal dari bebatuan. Udara tahap awal ini bukanlah jenis udara yang dibutuhkan
untuk kelangsungan hidup manusia. Ia sama sekali tidak mengandung oksigen,
tetapi berisi sejumlah besar gas beracun yang berbahaya bagi manusia seperti
hidrogen sulfida (gas berbau telur busuk). Walaupun demikian, ada bentuk
kehidupan primitif lain yang bisa tumbuh subur pada kondisi ini. Ini sejalan
dengan surat Al Anbiya ayat 30: …..</span><span class="gen"><i><span style="line-height: 200%;">Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup…..</span></i></span><span style="line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></span><br />
<span class="gen"><i><span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Makhluk primitive
bersel satu (<i>monocell</i>) ini berasal
dan berkembang dari dalam laut, kemungkinan akibat perubahan kombinasi atom-atom
menjadi struktur lebih besar, disebut makromolekul, yang mampu membentuk
atom-atom lain menjadi struktur yang sama. Disinilah titik kritisnya. Seonggok atom-atom
carbon, hydrogen, nitrogen, oksigen, pospor dan sulfur berubah bentuk menjadi
makhluk bersel satu, yang HIDUP dan BERKEMBANG BIAK. Dari mana datangnya hidup
dan kehidupan itu? Pertanyaan ini mau tidak mau memaksa kita menjawab ada satu
sosok yang dengan sengaja dan berkehendak menciptakan. Ya, semuanya berasal dari Yang Maha Hidup. <i>Aku tiupkan sebagian dari RuhKu</i>, maka setumpuk
atom itu lalu berubah menjadi makhluk hidup paling sederhana, makhluk bersel
satu (<i>monocell</i>). Makhluk itu membelah
diri dan selanjutnya berkembang biak. Dalam beberapa kejadian terjadi kesalahan
dalam reproduksi. Umumnya kesalahan ini sedemikan rupa sehingga makromolekul
baru itu tidak bisa bertahan dan akhirnya musnah. Namun demikian, ada sebagian
kecil kesalahan itu membentuk makromolekul baru yang lebih baik sehingga berkembang
biak. Mereka oleh karena itu, lebih unggul dan cenderung menggantikan
makromolekul generasi sebelumnya. Dengan cara inilah proses evolusi dimulai
yang akan membentuk organisme lebih komplek dan berkembang biak. Bentuk
kehidupan primitif pertama ini akan mengkonsumsi berbagai material, termasuk
hidrogen sulfida, lalu melepaskan oksigen. Keadaan ini lambat laun merubah komposisi
atmosfir menjadi seperti yang kita jumpai hari ini, sehingga memungkinkan
perkembangan untuk kehidupan lebih tinggi seperti ikan-ikanan, reptil, mamalia,
dan akhirnya umat manusia. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Gambaran
<a href="http://www.solarsystemscope.com/ison/">alam semesta</a> yang berawal dari sangat panas kemudian mendingin saat ia meluas
sesuai dengan semua bukti pengamatan yang kita miliki hari ini. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Lalu apa
artinya setelah kita menyadari bahwasanya langit dan bumi ini adalah makhluk hidup?
Mereka juga punya tujuan yang sama dengan kita yaitu sama-sama berbakti kepada
Tuhan. Mereka juga taat, tunduk dan patuh secara ikhlas kepada Tuhan. Mereka
juga bisa mendengar, membaca, mengingat, berbicara dan juga bisa marah kalau
disakiti. Kesadaran ini akan membuat pikiran dan hati kita lebih jernih dalam memandang
kehidupan sehari-hari. Kita tidak berani untuk berbuat kemungkaran di punggung
bumi dan di bawah pengamatan langit ini. Kita juga tidak tega untuk menebang
sebatang pohon atau menyembelih hewan tanpa membaca basmallah. Kesadaran ini
akan membuat kita bersatu dan bersahabat dengan alam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Cobalah
simak hadist dari baginda Nabi SAW di bawah ini……….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Juga perhatikan Al Quran Surat Ali
Imran 190-191 di bawah ini:<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;"> <span class="gen"><i>190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, </i></span><i><br />
<span class="gen">191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami<b>, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia</b>, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka</span><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Memang tidaklah sia-sia Tuhan
menciptakan ini semua. Ada tujuannya yaitu hanya untuk berbakti
kepada Nya. Sama seperti jin dan manusia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Wallahua’lam bishshawab.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 200%;">Edriandi<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="line-height: 200%;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sarawak, 3 May 2013</span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1530688132199711554.post-81418167072269333012013-12-07T19:40:00.000-08:002013-12-07T19:40:08.627-08:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>Pulang<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Inallillahi wainnailaihi rajiu’un</i>. Kita berasal dari Allah kembali
kepada Allah. Demikianlah kalimat yang selalu kita ucapkan saat mendengar
saudara atau handai tolan kita yang meninggal dunia. Atau kadang kala
dituliskan dalam berita duka di koran. Telah berpulang ke rahmatullah Bapak, Ibu
atau saudara kami yang tercinta….</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Memang kita semua berasal dari
Allah sebagai pencipta kita. Cepat atau lambat kita akan kembali kepadaNya.
Tetapi kenapa harus menunggu mati untuk kembali kepada Tuhan. Kenapa bukan
sekarang saja. Saat masih hidup ini? Ya kita memang harus kembali ke
rahmatullah saat masih hidup ini. Dengan kata lain Bertobat. Kembali dan
mendekatkan diri kepadaNya. Saat masih hidup kita sudah kembali kepada Tuhan.
Saat mati juga kembali kepada Tuhan. Sehingga saat mati kita hanya pindah
tempat saja. Alangkah indahnya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mati adalah saat berpisahnya ruh
dengan jasmani. Ruh kembali kepadaNya. Sedangkan jasad kembali kepada bumi.
Dibaringkan dalam rahim saudara tua. Bumi. Kesadaran ini rasanya akan membuat bumi
melapangkan kubur kita seluas-luasnya. Tentram. Sementara langit akan membuka
pintu selebar-lebarnya. Tuhan menerima kita dengan tersenyum-senyum. Baginda
Nabi menyambut dengan penuh rasa syukur. Malaikat mengiringi dengan takbir.
Bidadari surga juga sudah berdandan menunggu kedatangan kita. Keluarga dan
handai tolan melepas jasad kita ke taman pusara dengan iringan doa. Alangkah
indahnya. Husnul khotimah…..</div>
<div class="MsoNormal">
<span class="gen"><i> Hai jiwa yang tenang. </i></span><a href="mk:@MSITStore:C:\Program%20Files\Al%20Quran%20Digital\Al%20Quran%20Digital.chm::/s089a027.htm#anz"><i><span style="color: blue; text-decoration: none; text-underline: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75"
coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe"
filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" alt="Asbabun nuzul"
href="mk:@MSITStore:C:\Program%20Files\Al%20Quran%20Digital\Al%20Quran%20Digital.chm::/s089a027.htm#anz"
style='width:24pt;height:24pt' o:button="t"/><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="Asbabun nuzul" border="0" height="32" src="file:///C:/DOCUME~1/EDRYAN~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" v:shapes="_x0000_i1025" width="32" /><!--[endif]--></span></i></a><span class="gen"><i><o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span class="gen"><i>Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. </i></span><i><br />
<span class="gen">Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, </span><br />
<span class="gen">Dan masuklah ke dalam syurga-Ku.</span><o:p></o:p></i></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1530688132199711554.post-32416212732669846812013-12-05T16:52:00.000-08:002013-12-05T16:52:03.101-08:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>GPS<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hidup di dunia yang fana ini
ibaratnya seperti sedang berlayar di tengah lautan. Kadang kala lautan tenang,
suatu saat badai datang menghempas. Ombak bergulung, hujan deras, petir
menyambar-nyambar, angin kencang. Kadang kala tidak terlihat lagi daratan. Yang
tampak hanya langit dan lautan saja. Disaat seperti itu sang nakhoda kapal
betul-betul harus tahu dimana posisinya setiap saat. Komunikasi dengan menara
kontrol tidak boleh terputus. Ia harus tahu tujuan. Ia harus tahu berapa jauh
lagi jarak yang harus dicapai. Dimana jalan paling tercepat dan dimana arah paling
aman. Saat kegelapan nakhoda kapalpun harus tahu dimana posisinya saat itu. Dalam
kemajuan teknologi sekarang ini semuanya sudah terasa mudah. Karena sang
nakhoda sudah dibekali dengan posisi berbasis satelit. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Manusia juga seperti itu. Ia
harus tahu dimana posisinya sekarang ini, berapa jauh lagi tujuan harus
dicapai. Itulah <b>hati</b>. Hati adalah
instrument sangat canggih yang diberikan kepada semua manusia. Hati adalah GPS (<i>global position system</i>) yang sudah
melekat (<i>built in</i>) pada diri setiap
manusia. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sama seperti GPS, hati kadangkala
bisa <i>error</i>. Komunikasi ke atas tersendat-sendat.
Biasanya ini karena battery sudah <i>low</i>.
Tapi paling banyak karena terhijab oleh
dosa. Sehingga sinyal yang datang dari langit terhalang masuk. Akibatnya
presisi koordinat meleset. Bersihkanlah hati. Peliharalah GPS ini sebaik-baiknya
karena ia kelak akan dimintai pertanggungjawaban. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1530688132199711554.post-56972358867517731242013-12-01T00:59:00.000-08:002013-12-01T00:59:10.434-08:00<div class="base-card-body" id="yui_3_13_0_ym1_1_1385883166406_2884">
<div aria-label="Message body" class="msg-body inner undoreset" id="yui_3_13_0_ym1_1_1385883166406_2595" role="main">
<div id="yiv4037775643">
<div>
<div style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">
<div>
<div align="center" class="yiv4037775643MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>ANTARA AZAN DAN SHOLAT</b></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
Selesai makan siang, saya selalu mencari
tempat yang agak datar dan teduh di bawah pohon kayu. Dengan beralas selembar
goni plastik yang masih bersih dan sebotol air, saya mengambil wudhu untuk
melakukan sholat zuhur. Sesudah itu saya teruskan dengan membuat visual report,
fit up report dan lain-lainnya. Demikianlah saya lakukan setiap hari. Kalau
tidak dibuat di lokasi tempat bekerja ini, maka waktu sampai di office sore hari
akan sangat sibuk sekali. Semuanya harus dilakukan terburu-buru. Membuat
laporan, mandi, makan , kemudian mengejar sholat maghrib berjamaah di musholla.
Demikianlah saya lakukan setiap hari di bumi Sarawak, Malaysia ini. Sebagai
Welding Inspector di projek pipeline ini saya harus membuat progress report
setiap hari. Tidak boleh terlambat. Kalau tertunda satu hari saja, reportnya
akan bertumpuk. Merepotkan diri sendiri. Tidak terasa sudah dua setengah tahun
lebih berlalu bekerja di bumi Sarawak ini. Pipelinenya sangat panjang sekali,
500 km lebih.</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
<br /></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
Sambil membuat report sekali-sekali mata saya
melihat semut-semut yang berjalan berbaris-baris mencari makan dan memanjat
naik ke atas pohon. Rukun dan dan rajin sekali mereka berkerja. Saya
merenung-renung dalam hati. Alangkah kecilnya semut ini. Kalau saya menjadi
semut alangkah luasnya bumi ini. Tidakkah semut ini tahu bahwa selain batang
kayu besar tempat mereka biasa naik-turun setiap hari, tempat mereka tinggal dan
tempat mereka bermasyarakat dan mencari makan ini masih banyak pokok kayu yang
lain?. Ada yang lebih besar dan ada yang lebih kecil. Disana juga ada kehidupan.
Ada banyak semut lain yang hidup disana. Dan juga di sela-sela rekahan tanah,
dibalik tumpukan kayu dan dedaunan ada juga semut-semut di sana. Tidakkah semut
ini tahu bahwasanya ada banyak lagi semut yang tingal di rumah, di desa, di
kota dan lainnya? Tidakkah mereka tahu bahwa ada lagi pulau yang lain, benua
yang lain, bulan, planet dan bintang yang lain. Apa-apa saja yang ada dalam
pikiran dan hati semut itu? Alangkah kecilnya semut ini. </div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
Manusia adalah makhluk yang punya rasa ingin
tahu. Disepanjang hidupnya manusia selalui ingin mengerti tempat dia berada.
Manusia selalu ingin tahu dari mana kehidupan ini berasal, bagaimana
mekanismenya dan bagaimana akhirnya. Sebut sajalah sejak zaman Aristoteles,
walaupun pendapat nya itu sudah tidak valid lagi di zaman sekarang ini.
Mula-mula ia mengatakan benda yang lebih berat jatuh lebih cepat ke bumi.
Kemudian ia mengatakan bumi ini adalah pusat perputaran benda-benda langit
(geosentris). Ternyata tidaklah demikian adanya . Semua benda-benda jatuh ke
bumi dengan percepatan yang sama besarnya.Dahulu kala orang juga beranggapan
bahwasanya bumi ini adalah datar seperti meja. Sulit memang dibantah . Tukang
bangunan juga memanfaatkan ini untuk mengukur level kayu atau batu bata yang
akan dipasang dengan memakai selang berisi air. Oleh karena itu, orang-orang
dahulu kala takut berlayar jauh-jauh ke tengah lautan. Karena takut jatuh di
tepi dunia yang tidak diketahui.</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
<br /></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
Seiiring dengan kemajuan pengetahuan dan
teknologi diketahuilah bahwasanya bumi ini bulat seperti bola. Bumi ini ternyata
adalah salah satu planet yang mengitari matahari (heliosentris) dalam satu
keluarga yang disebut tata surya. Ternyata tata surya itu sendiri hanyalah
salah satu sistim planet yang berada di pinggiran galaksi Bima Sakti. Galaksi
itu sendiri juga tidaklah satu. Ada sekitar seratus milyar galaksi. Di dalam
satu galaksi ada lebih kurang seratus milyar benda-benda langit yang lain
seperti bintang, planet, bulan, quasar, asteroid, meteor. Ada pula pulsar,
lubang hitam, bintang netron dan lain-lain. Kalau cuaca di malam hari lagi
cerah cobalah lihat ke langit atas. Ada banyak bintang-bintang kecil di atas
sana. Demikian juga bumi kalau dilihat dari bintang, bumi juga akan terlihat
kecil seperti bintang kecil. Galaksi itu sendiri ternyata juga bergerak. Ia
bergerak saling menjauh satu sama lain. Semakin jauh ia semakin cepat ia
bergerak. Artinya alam semesta ini mengembang (<i>expanding</i>). Sering
dibuatkan contoh seperti ini. Ambillah sebuah balon. Buat bulatan-bulatan kecil
di permukaannya dengan spidol. Lalu tiuplah balon itu. Maka bulatan-bulatan tadi
akan bergerak saling menjauh. Atau ambillah sebuah roti mentah. Masukkan ke
dalam oven. Setelah beberapa saat roti itu akan membesar. Artinya jarak antara
titik-titik dalam roti itu bertumbuh. Demikianlah kenyataan jagad raya saat ini.
</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
Kenyataan galaksi-galaksi itu bergerak saling
menjauh di temukan oleh Edwin Hubble di tahun 1920-an dengan menggunakan
teleskop raksasa 100 inch di Gunung Wilson, Calfornia. Ia mengamati gerak
galaksi dengan menganalisa spektrum cahaya yang dipancarkan. Sebagian spectrum
cahaya itu mengalami pergeseran merah. Ini mengingatkan pada efek Doppler. Jika
kita mendengar derum suara mobil semakin lambat, itu berarti mobilnya semakin
jauh. Demikian juga spectrum cahaya. Jika mengalami pergeseran merah berarti
sumber cahaya atau pengamatnya menjauh. Bila mengalami pergeseran biru artinya
sumber cahaya atau pengamatnya mendekat. Albert Einstein sendiri tidak percaya
bahwa alam semesta ini mengembang. Sehingga ia menambahkan konstanta kosmologi
pada persamaan relativitas umumnya, untuk membuat alam semesta ini statis.
Dikemudian hari ia mengatakan “konstanta kosmologi adalah kesalahan terbesar
didalam hidupnya”.</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
<br /></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
Kalau saat ini galaksi saling menjauh satu
sama lain, tentu mereka dahulunya berdekatan. Lebih dulu lagi tentu mereka lebih
dekat. Ya. Semua galaksi dulunya berasal dari satu titik tunggal. Artinya ruang,
waktu, materi dan energy berada dalam satu titik tunggal (<i>singularity</i>).
Kemudian meledak sangat hebat sekali (<i>big bang</i>). Cobalah buka Al Quran,
surat Al Anbiya 30. <i>“Dan tidakkah orang-orang kafir itu tahu bahwasanya
langit dan bumi ini dahulunya satu,kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan Kami
jadikan semua yang hidup dari air. Mengapakah mereka tidak beriman”</i></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="font-style: italic;">
<i><br /></i></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
Lalu bagaimana nasib akhir jagad raya ini?
Apakah ia akan mengembang selamanya…?</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
<br /></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
Ada 2 kemungkinan.</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
<br /></div>
<div class="yiv4037775643MsoListParagraphCxSpFirst">
1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> 1. </span>Alam
semesta mengembang perlahan-lahan, lalu mencapai titik maksimum. Kemudian ia
akan jatuh kembali, menciut menuju titik semula karena ditarik oleh gravitasi
masing-masing galaksi (<i>big crunch</i>), penciutan hebat. Hal ini persis
seperti anda melemparkan bola ke atas. Setelah mencapai tinggi maksimum maka
bola itu akan jatuh kembali ke bumi. Kalau anda menembakkan roket ke ruang
angkasa maka ia harus punya kecepatan minimal tertentu supaya lepas dari
pengaruh gravitasi bumi.</div>
<div class="yiv4037775643MsoListParagraphCxSpFirst" style="font-style: italic;">
<br /></div>
<div class="yiv4037775643MsoListParagraphCxSpMiddle">
2<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span>A<span lang="IN">lam semesta </span>terus mengembang
selamanya. Bintang, matahari dan galaksi menggunakan semua bahan bakar nuklirnya
sampai habis, kemudian menyusut
menjadi lubang hitam (<i>black hole</i>). Jagad raya
akan menjadi dingin, gelap dan membeku, serta semua kehidupan akan
berakhir</div>
<div class="yiv4037775643MsoListParagraphCxSpMiddle">
2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></div>
<div class="yiv4037775643MsoListParagraphCxSpLast">
</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Lalu kemungkinan
mana yang <span lang="IN">menggambarkan alam semesta kita? Apakah alam semesta
akhirnya </span>menciut kembali<span lang="IN">, atau</span>kah ia <span lang="IN">akan </span>menge<span lang="IN">mbang selamanya? Untuk menjawab
pertanyaan ini kita </span>harus <span lang="IN">tahu </span>terlebih dulu
kecepatan pengembangan <span lang="IN">dan kerapatan</span> (<i>density</i>) alam
semesta <span lang="IN">saat ini. Jika kerapatan</span>nya lebih kecil <span lang="IN">dari nilai kritis tertentu, </span>yang <span lang="IN">ditentukan oleh
</span>kecepatan ekspansi<span lang="IN">, </span>maka g<span lang="IN">aya tarik
gravitasi terlalu lemah untuk menghentikan</span>nya<span lang="IN">. </span>Namun
j<span lang="IN">ika kerapatan</span>nya<span lang="IN"> lebih besar dari nilai
kritis, </span>maka suatu saat nanti <span lang="IN">gravitasi akan menghentikan
ekspansi dan alam semesta </span>akan <span lang="IN">menciut
kembali.</span></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN">Kita
dapat menentukan </span>kecepatan <span lang="IN">ekspansi dengan mengukur
kecepatan galaksi lain </span>yang <span lang="IN">bergerak menjauh</span>i<span lang="IN"> kita, </span>yaitu <span lang="IN">dengan menggunakan efek Doppler. Ini
dapat dilakukan dengan sangat akurat. Namun, jarak ke galaksi </span>sangat
tidak dikenal <span lang="IN">karena kita hanya dapat mengukur</span>nya<span lang="IN"> secara tidak langsung. Jadi </span>yang baru dike<span lang="IN">tahu</span>i saat ini <span lang="IN">adalah alam semesta
</span>mengembang a<span lang="IN">ntara 5 persen dan 10 persen setiap </span>satu
milyar <span lang="IN">tahun.</span><span lang="IN"> </span>Pengetahuan <span lang="IN">kita </span>mengenai <span lang="IN">kerapatan</span><span lang="IN">
</span><span lang="IN">alam semesta s</span>aat <span lang="IN">ini </span>juga
masih sangat minim. Dari hasil pengamatan galaksi yang terlihat diperoleh
<i>density</i> alam semesta sebesar 1 x 10<sup>-29</sup> g/cm<sup>3</sup> . Ini
angka yang sangat kecil sekali. Seandainya dijumlahkan <span lang="IN">semua</span> massa <span lang="IN"> bintang yang </span>terlihat <span lang="IN">di galaksi </span>Bima Sakti d<span lang="IN">an </span>juga di <span lang="IN">galaksi</span>-galaksi<span lang="IN"> lain, </span>masih <span lang="IN">kurang dari seperseratus jumlah yang di</span>butuhkan <span lang="IN">untuk menghentikan pe</span>ngembangan<span lang="IN">, bahkan untuk
perkiraan </span>kecepatan<span lang="IN"> ekspansi</span><span lang="IN">
</span>yang paling rendah sekalipun<span lang="IN">.</span><span lang="IN">
</span>Oleh karena itu, g<span lang="IN">alaksi kita dan galaksi lain harus berisi
sejumlah </span><i>“</i><i><span lang="IN">materi gelap</span></i><i>”</i><span lang="IN"> yang tidak dapat </span>dil<span lang="IN">ihat langsung, tapi harus ada
karena pengaruh gravitasi</span>nya<span lang="IN"> pada orbit</span>al<span lang="IN"> bintang di galaksi. Selain itu, </span>umumnya <span lang="IN">galaksi
ditemukan </span>berada <span lang="IN">dalam <i>cluster</i></span>. K<span lang="IN">ita juga dapat menyimpulkan </span>terdapat <span lang="IN">lebih
</span>banyak <span lang="IN">materi gelap di antara kelompok galaksi ini
</span>karena <span lang="IN">pengaruhnya terhadap </span>per<span lang="IN">gerakan
galaksi. </span></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="font-style: italic; line-height: 150%;">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Juga apabila k<span lang="IN">ita </span>jumlahkan <span lang="IN">semua </span>“<span lang="IN">materi
gelap</span>”<span lang="IN"> ini, kita </span>baru <span lang="IN">mendapatkan
</span>s<span lang="IN">ekitar sepersepuluh dari yang diperlukan untuk
menghentikan </span>pengembangan<span lang="IN">. </span>Oleh karena itu, boleh
jadi ada <span lang="IN">materi bentuk lain</span><span lang="IN"> </span>yang <span lang="IN">belum </span>diketahui yang ter<span lang="IN">distribusi </span>seragam
<span lang="IN">di seluruh alam semesta</span>. Materi ini akan <span lang="IN">me</span>mperbesar<span lang="IN"> kerapatan s</span>ehingga mencapai
<span lang="IN">nilai kritis </span>yang dibutuhkan <span lang="IN">untuk
menghentikan ekspansi. </span>Namun, b<span lang="IN">ukti</span>-bukti yang ada
saat <span lang="IN">ini me</span>mperlihatkan bahwa <span lang="IN">alam semesta
</span>akan mengembang <span lang="IN">selamanya</span>. T<span lang="IN">etapi kita
</span>tidak <span lang="IN">dapat </span>mengabaikan kemungkinan lain <span lang="IN">bahwa alam semesta </span>ini <span lang="IN">akan menciut kembali,
</span>yang <span lang="IN">akan </span>terjadi <span lang="IN">setidaknya sepuluh
</span>milyar <span lang="IN">tahun</span> lagi<span lang="IN">, karena </span>ia
<span lang="IN">telah me</span>ngembang <span lang="IN">setidaknya selama
itu.</span><span lang="IN"> </span></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Menurut ilmu
pengetahuan, kiamat adalah suatu hal yang pasti terjadi. Merenungkan asal mula
dan nasib akhir alam semesta akan membuat kita menjadi kagum, takut, heran,
hormat, tunduk, patuh, pasrah dan penuh harap kepada Tuhan yang kita cintai.
Cobalah buka kembali Al Quran. Berulang-ulang kali diinformasikan di dalamnya.
Bahwasanya langit ini kelak akan dilipat, dibagian lain disebutkan akan
digulung. Persis seperti asal mula penciptaaannya. Ini adalah bahasa Al Quran.
Saya berpendapat “dilipat “atau “digulung” itu artinya <i>big crunch</i>
(penciutan hebat). Laporan terakhir dari NASA baru-baru ini memberitahukan,
foto-foto hasil pemotretan berbagai sudut langit yang diambil dari satelit
kemudian direkonstruksi. Hasilnya adalah geometri langit ini berbentuk seperti
terompet. Cobalah ingat salah satu Hadist dari Nabi SAW. Bahwa malaikat Israfil
saat ini dalam keadaan sudah <i>ready,</i>sudah<i> stand by</i>. Siap tunggu
perintah meniup sangkakala. </div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="font-style: italic; line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="font-style: italic; line-height: 150%;">
Ada tiga kali tiupan.</div>
<div class="yiv4037775643MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in;">
1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span> Tiupan pertama sebagai pemberitahuan. Artinya kiamat sudah datang. Maka
terkejutlah semua penghuni langit dan penghuni bumi. </div>
<div class="yiv4037775643MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in;">
2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span>Tiupan kedua. Semua yang bernama makhluk hidup akan mati. Manusia, hewan,
tumbuhan, jin, setan, iblis (laknatullah) dan malaikat akan mati. Malaikat maut
dan malaikat Israfil sendiri juga akan mati.</div>
<div class="yiv4037775643MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in;">
3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span>Tiupan ketika. Kebangkitan. Manusia akan dihidupkan kembali untuk
mempertanggung jawabkan semua amal perbuatannya di dunia yang fana ini. </div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%;">
</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Umur alam semesta
(<i>universe</i>) lebih kurang 13,7 milyar tahun. Umur tata surya (<i>solar
system</i>) 5 milyar tahun. Kehidupan pertama di muka bumi berasal dari air,
yaitu hewan bersel satu (<i>monocell</i>). Makhluk ini kemudian berevolusi
menjadi ikan-ikanan, amphibi yang kemudian terus naik ke darat. Lalu ia
berproses dan berkembang terus sehingga menjadi hewan mamalia, unggas dan
lain-lainnya. Nabi Adam turun ke bumi sekitar 200.000 tahun yang lalu, yang
terus berkembang biak menjadi milyaran jumlahnya sampai saat ini, untuk menjadi
khalifah atau pengelola dimuka bumi. </div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%;">
Lantas kapan langit
itu akan runtuh, kapan matahari itu akan padam? Masih lama lagi. Yang duluan
runtuh adalah langit-langit yang ada dalam mulut kita ini. Anggaplah umur
manusia 100 tahun dengan berat 100 kilogram. Dibandingkan dengan alam
semesta,umur dan berat kita sangat singkat dan kecil sekali.Sewaktu lahir kita
disambut dengan azan, sewaktu mati dilepas dengan sholat. Antara azan dengan
sholat. Paling lama cuma 15 menit. Singkat sekali, kecil dan lemah seperti semut. Semakin
banyak kita tahu semakin banyak yang kita tidak tahu. Sungguh Maha Penyantun dan
Maha Pemurah Allah SWT. <i>Dia mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak
diketahuinya.</i></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim…</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
Jadikanlah umur terbaik hamba di
penghujungnya.</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
Jadikanlah amal terbaik hamba di penutupnya.</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
Jadikanlah hari-hari terbaik hamba saat bertemu
dengan Mu…</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;">
</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
Wallahu’alam bissawab…</div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
<br /></div>
<div class="yiv4037775643MsoNormal">
</div>
</div>
<div style="font-family: 'times new roman', 'new york', times, serif; font-size: 12pt;">
<div style="font-size: 12pt;">
<div dir="ltr">
<span style="font-family: Arial; font-size: x-small;"></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1530688132199711554.post-67457992576700623712013-12-01T00:30:00.000-08:002014-01-05T05:11:23.914-08:00<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
<b>Bidadari Itu</b></div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
<br /></div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
Pada suatu hari salah satu bidadari
penghuni surga turun ke bumi. Ia menemui saya. Kami berbincang-bincang tentang
sesuatu. Setelah beberapa saat kami sepakat, jika sudah sampai waktunya kami
akan berjumpa di taman firdaus di bawah Arasy. Jam tangan kami samakan. Jam
00, 22 January 2010.<br />
25 tahun kemudian waktu yang ditentukan itupun sampai.
Kami bertemu di taman firdaus itu. Jam kami cocokan kembali. Jam tangan saya menunjukkan
22 januari 2035. jam 00. Jamnya nyaris tidak berjalan. </div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
<br />
"Jammu rusak?"
Kataku.<br />
"Tidak." Jawabnya.<br />
"Atau batrainya habis
kali?"<br />
"Nggak.."<br />
"Terus kenapa?"<br />
"Buka standar." Katanya.<br />
Kami lalu
membuka QS. Al Ma’arij (70): 4. Para Malaikat dan Jibril naik kepada Tuhan dalam
sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
Jadi 1 hari di surga sama dengan
50.000 tahun di dunia. Kalau setengah hari berarti sama dengan
25.000 tahun. Kalau seperempat hari berarti 12.500 tahun. Waw lambat
sekali... Sekarang baru tahun 2010.<br />
<br />
"Kenapa bisa begitu?" Tanyaku.
<br />
"Di sini medan gravitasinya sangat besar sekali. Bukankah surga ini
luasnya seluas langit dan bumi?"<br />
"Benar." Kataku.<br />
"Kalau disatukan semua
galaksi, bintang, matahari, planet, bulan, bumi, meteor, asteroid, quasar, black
hole, nebula dan semua benda langit yang ada di dunia sehingga menjadi planet
raksasa, maka surga ini masih lebih besar lagi dari itu." Ilmu pengetahuan
manusia menduga jam beker akan berjalan lambat di matahari, karena massanya
sangat besar. Surga ini jauh lebih besaaaar lagi..... Bahasa kaliannya ruang dan
waktu di sini sangat lengkung sekali. Jam tangan saya nyaris tidak
berjalan. Artinya waktu di sini berjalan sangat lambat. Makanya penghuni surga
ini awet muda semua. Dan itu kekal selamanya." Bidadari itu menjelaskan sambil
tersenyum.<br />
<br />
"Kamu dulu masuk UGM lewat PMDK?" Tiba-tiba bidadari itu
bertanya.<br />
"Nggak, lewat Sipenmaru."<br />
"Beruntunglah orang yang masuk surga
lewat PMDK alias tanpa hisab."<br />
"Caranya?"<br />
"Ikuti petunjuk Nabi mu."<br />
"IP
mu berapa?"<br />
"Dua koma alhamdulillah<br />
"Dulu kamu diwisuda oleh Rektor
kan?"<br />
"Ya."<br />
"Hari ini kamu akan diwisuda oleh Yang Maha Agung. Ia sendiri
yang akan memberi selamat kepadamu (QS: Yaasin: 58: ....."Salam," sebagai ucapan
selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang .<br />
<br />
"Malu saya" Kataku.<br />
“Tidak
terbeli rasanya surga dengan semua fasilitas yang ada di dalamnya ini dengan
amalan saya. Kedamaian, ketentraman, keselamatan, keindahan, kebahagian dan
semua fasilitas yang ada di dalamnya . Keciil sekali saya ini.”<br />
<br />
"Itu
semua adalah Rahmat dari Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Bukankah dia melipat
gandakan semua amalan manusia di tempat kehidupan yang sebenarnya
ini?"<br />
<br />
Tiba-tiba saya jadi teringat akan Hadist dari baginda Nabi Muhammad
SAW. Bahwa masuknya manusia kedalam surga itu adalah Rahmat dari Allah SWT.
<br />
<br />
"Benar sekali" Kata Bidadari itu seakan-akan tahu apa yang terlintas
dalam pikiran saya.<br />
Matematikanya begini. Pahala dan dosa itu kelak akan
ditimbang. Jika pahala lebih banyak dari pada dosa maka di peroleh selisihnya.
Sebut saja selisih ini dengan X . Pahala ini harus lebih besar
dari nol. Atau X >0. Pahala inilah yang diberi rahmat oleh
Allah SWT. Misalkan Rahmat Allah itu 99. Maka rahmat yang diterima dalam surga
ini X x 99 = 99X . <br />
<br />
Kalau X = -1, maka -1 x 99= -99 Tidak
boleh masuk surga. Alias masuk ke neraka.... Naudzubillah minzalik... <br />
"Kalau
amal sama berat dengan Dosa, maka X = 0. Jadi 0 x 99 = 0. Dimana
dia ditempatkan?<br />
"Itu urusan Tuhan."<br />
"Kalau X =0.0000000000001, berarti
rahmat yang diterima 0.00000000000099. Ia masuk surga. tapi sampainya lama."
Kata bidadari itu tersenyum-senyum....<br />
<br />
Saya termenung lama sekali.
Semuanya adalah Rahmat Tuhan. Saya ini tercipta karena RahmatNya, saya sampai ke
dalam surga ini juga karena rahmatNya. Ya Allah bersyukur sekali saya kepadaNya.
</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Kita ngintip penghuni neraka
yuk..” Tiba-tiba bidadari berkata.</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Ayok“</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Siapa itu, yang dibakar
diputar-putar seperti kambing guling?” Saya bergidik ngeri.</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Itu kaum Sodom, umat Nabi
Luth.”</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Sebentar lagi ia akan dicincang
hidup-hidup, alias di mutilasi.”</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Kenapa waktu di dunia ia tidak
dirajam?” Bidadari itu bertanya.</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Tidak ada yang berani, melanggar
HAM.” Saya menjawab sekenanya.</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Disini tidak ada HAM.”</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Saya pikir ia masuk surga.”</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Kenapa?” Bidadari itu bertanya
heran.</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Ia tidak diperiksa, tapi langsung
saja ditendang oleh Malaikat penjaga neraka. Saking kerasnya ditendang oleh
Malaikat itu, ia mendarat di surga.”</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Ah bercanda kamu..”</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
<br /></div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
Kami terus berjalan ke bawah.</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Siapa itu yang lagi dipenggal
kepalanya?”</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
“Ooo itu nabi palsu.” Bidadari itu
menjawab. “Apakah sahabat Umar bin Khatab tidak memberi contoh. Kenapa kalian
tidak belajar dari sejarah.?” Saya terdiam.</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
<br /></div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
Penghuni neraka itu meraung-raung
kesakitan. Mereka meminta dengan sangat kepada Tuhan supaya dikembalikan ke
dunia supaya bisa bertobat. Hal ini persis seperti orang yang
ingin kembali masuk kembali ke dalam perut ibunya. Waktu berjalan ke depan.
Tidak bisa di tarik mundur lagi.</div>
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="yiv9640831384yiv1296897734MsoNormal">
Kami kembali ke taman firdaus yang
berada di bawah naungan Arasy itu, mengatur acara untuk <b><i>esok</i></b><i>.
</i>Sowan<i> </i>menemui ibu bapak kami, anak-anak, istri dan saudara-saudara
kami. Terus menemui 25 para Nabi dan Rasul dimulai dari Nabi Muhammad SAW, Isa,
Yahya sampai ke Nabi Adam AS. Kemudian Gus Dur, Zainudin MZ, dll.<br />
<br />
Waktu sudah berjalan
di dunia selama 50.000 tahun.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: right;">
</div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSS0blNrlV5WlrTLMyypTGcE7eCbssSKButyfgNbRvT3xyFUYkeRNqu9K8DqmwlIPDzRR_QIxTqqOuRlpEumeykTleL3SfR7IPWeuet8nUKkkX-uWD16qFnLvxsSzI5mzbI8poUDDZCIF0/s1600/surga1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSS0blNrlV5WlrTLMyypTGcE7eCbssSKButyfgNbRvT3xyFUYkeRNqu9K8DqmwlIPDzRR_QIxTqqOuRlpEumeykTleL3SfR7IPWeuet8nUKkkX-uWD16qFnLvxsSzI5mzbI8poUDDZCIF0/s400/surga1.jpg" width="400" /></a><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Selamat hari Jumat.<img src="http://mail.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/tsmileys2/01.gif" /></div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1530688132199711554.post-76764405270043793222013-11-04T15:05:00.002-08:002013-11-04T15:05:59.921-08:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
MULTIVERSE</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pernahkah anda mendengar kata <i>multiverse</i>. Apa multiverse itu? Apa
bedanya dengan <i>universe</i>?. Alam
semesta atau jagad raya yang kita huni sekarang ini dalam bahasa Inggris
disebut <i>universe</i>. Artinya hanya ada satu
dunia atau satu jagad raya, yaitu alam raya yang kita lihat sehari-hari ini.
Ada langit yang berwarna biru. Di dalamnya banyak terdapat bintang-gemintang,
planet, bulan, meteor, komet, asteroid dan lain-lain. Bumi juga berada dalam
langit biru itu. Di bumi itu sendiri ada laut, sungai dan danau dimana di
dalamnya ada makhluk seperti ikan dan lain-lain. Sementara di muka bumi ada
hewan tumbuhan dan manusia. Singkatnya di dalam universe itu ada kehidupan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lalu bentuk langit itu sendiri
seperti apa? Apakah langit itu berupa dinding tipis. Sehingga seolah-olah kita
berada dalam balon raksasa? Sampai sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi
manusia belum bisa menjawabnya. Manusia sampai saat ini belum mengerti hakikat
langit itu. Setiap kali ditanya tentang langit, jawabnya langit itu adalah
ruang luar angkasa yang jaraknya tidak terhingga. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kita misalkan saja langit itu
berupa balon raksasa. Kerapatan materi di dalamnya sangatlah kecil sekali. Dari
hasil pengamatan galaksi-galaksi yang masih terlihat dengan teleskop ditaksir
kerapatannya adalah 3 x 10<sup>-31</sup> g/cm<sup>3</sup>. Jari-jarinya lebih
kurang 10<sup>26</sup> m. Jari-jari ini diperoleh dari galaksi paling jauh yang
masih terlihat dengan teleskop. Jadi ia berada di bagian langit paling tepi.
Berat alam semesta 10<sup>51</sup> kg. Umurnya lebih kurang 13,7 milyar. Sedangkan
umur tata surya baru 5 milyar tahun. Artinya umur matahari, bumi dan 8 planet
lainnya termasuk bulan, komet dan meteor baru 5 milyar tahun.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Misalkan di malam hari yang cerah,
di atas langit banyak terlihat bintang yang berkelap-kelip. Ambillah senter. Tembakkan
ke atas. Sinarnya akan berjalan lurus ke atas. Kemudian padamkan lagi.
Cahayanya juga hilang. Kadang-kadang terpikir oleh kita kemana perginya cahaya
senter tadi. Cahaya tadi masih terus berjalan melanjutkan perjalanannya ke atas.
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saat ini sudah diketahui bahwa
kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik. Misalkan cahaya senter tadi itu terus
bergerak seumur alam semesta ini yaitu 13,7 milyar tahun. Maka dengan hitungan
sederhana kita dapat menghitung jarak yang akan ditempuhnya, yaitu 3 x 10<sup>8</sup>
m/detik x 8 milyar tahun = 7,5 x 10<sup>25</sup> meter = 8 milyar tahun cahaya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Misalkan jagad raya ini berbentuk
seperti balon raksasa dimana kita berada di pusatnya. Kemudian ada cahaya dari
galaksi di tepi sebelah kiri menuju kita. Galaksi paling jauh yang terlihat
oleh teleskop berjarak 8 milyar tahun cahaya. Artinya cahaya saja sudah
meninggalkan galaksi itu 8 milyar tahun yang lalu. Dengan hitungan sederhana
kita dapat menghitung jarak yang sudah ditempuhnya yaitu: 3 x 10<sup>8</sup>
m/detik x 8 milyar tahun = 7,5 x 10<sup>25</sup> meter = 8 milyar tahun cahaya.
Sama dengan hasil di atas. Dengan demikian maka diameter jagad raya ini adalah 16
milyar tahun cahaya. Lho kalau begitu cahaya sendiri belum selesai
menyeberangi alam semesta ini? Memang
demikianlah adanya. Cahaya dari galaksi tepi sebelah kiri belum juga sampai ke
tepi sebelah kanan. Alangkah jauhnya. Alangkah luasnya. Oleh karena itu, andaikan
kita melanglang buana dengan pesawat
antariksa, terbang dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaya, maka butuh
milyaran tahun untuk sampai ke tepi langit. Artinya kita akan beranak, bercucu,
bercucu buyut dan seterusnya selama di perjalanan. Alias butuh puluhan ribu
generasi untuk sampai ke tepi langit itu </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perkembangan teknologi penerbangan
manusia saat ini baru sampai keluar dari planet Pluto, yaitu planet paling pinggir
dari system tata surya. Jadi satelit milik NASA Amerika itu sudah memasuki
penerbangan antar bintang (<i>interstellar</i>).
Masih jauh lagi dari penerbangan antar galaksi (<i>intergalactic</i>) apa lagi sampai ke tepi langit.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Misalkan ada sebuah objek yang terbang
dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka objek terbang itu bersama
penumpang di dalamnya akan mengalami efek yang disebut dilasi waktu, <span style="font-family: "Cambria Math","serif";">Δ</span>t=<span style="font-family: "Cambria Math","serif";">Δ</span>t<sub>0</sub>/√(1-v<sup>2</sup>/c<sup>2</sup>).
<!--[if gte msEquation 12]><m:oMath><i style='mso-bidi-font-style:normal'><span
style='font-family:"Cambria Math","serif"'><m:r><span
style='mso-spacerun:yes'> </span></m:r></span></i></m:oMath><![endif]--><!--[if !msEquation]--><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-text-raise: -4.5pt; position: relative; top: 4.5pt;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape id="_x0000_i1025" style="height: 15pt; width: 2.25pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata chromakey="white" o:title="" src="file:///C:\DOCUME~1\EDRYAN~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.png">
</v:imagedata></v:shape></span><!--[endif]-->Artinya selang waktu makin lama makin bertambah besar.
Secara matematika artinya Δt makin lama makin besar. Dengan kata lain, jam
tangan, termasuk jam biologis mereka akan berjalan makin lama makin lambat. Pas
sama dengan kecepatan cahaya, maka selang waktu menjadi tidak terhingga.
Artinya jam tangan mereka jadi diam, tidak bergerak. Waktupun berhenti. Jam
biologis mereka juga berhenti. Dengan kata lain badan mereka tidak lagi berubah
terhadap waktu. Muda selamanya…… </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lha kalau bergerak melampaui
kecepatan cahaya ketemunya bilangan akar -1 (<i> √-1 </i>). Bilangan imajiner. Tidak bisa diapa-apakan lagi. Kalau
diibaratkan komputer, komputernya jadi <i>hang</i>.
Lalu kalau kita terbang melampaui kecepatan cahaya, apakah jam kita berjalan
mundur. Dengan kata lain apakah kita terlempar ke masa lalu, atau malah
melompat ke masa depan…..? Tidak tahu. Sampai saat ini belum ada percobaan bisa
dilakukan untuk melampaui kecepatan cahaya.. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Misalkan badan saya berubah jadi cahaya,
jadi foton sekaligus jadi gelombang. Lalu saya ditembakkan dari sebuah sumber
di muka bumi ke atas. Maka saya bergerak dengan kecepatan <i>c</i>, bagi saya waktu tidak berjalan. Saya tetap muda terus. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebenarnya cahaya itu apa <i>sih</i>? Cahaya itu adalah gelombang
sekaligus partikel (<i>foton</i>). Ia punya
sifat keduanya sekaligus. Ibaratnya dua sisi dari mata uang yang sama. Panjang
gelombangnya sekitar 500-700 nano meter, disebut cahaya tampak. Yang paling
pendek disebut sinar gamma. Terus ada sinar X, cahaya tampak yang kita sebut
tadi, gelombang radio, dll. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apa yang tidak diketahui oleh
ilmuwan barat sampai saat ini sebut saja mulai dari Newon, Max Planck, Einstein
atau Stephen Hawking adalah bahwasanya langit itu ada 7 lapis. Lalu geometrinya
seperti apa, apakah berlapis-lapis seperti kue lapis? Misalkan saja langit itu
berlapis-lapis dalam bentuk paling sederhana seperti bola di dalam bola, ada 7
lapis. Maka langit dunia kita adalah bola paling kecil yang berada pada posisi
paling dalam. Di luarnya ada lagi bola yang lebih besar. Dengan kata lain ada
ruang antara bola pertama dengan bola ke dua yang berada di luarnya. Demikian
seterusnya, ada ruang antara dinding bola ke dua dengan bola ke tiga dan
seterusnya. Apakah ada kehidupan di sana? Ada. Bisakah kita pergi ke sana? Bisa.
Perjalanan metafisika. Berapa luasnya? Perumpamaannya begini. Selesai sholat
zuhur di masjid, cobalah anda tidur-tiduran telentang sambil melihat ke atas.
Kubah masjid yang berbentuk setengah bola itu adalah perumpamaan langit dunia,
langit pertama. Sedangkan anda yang berada di bawah dengan ruang masjid yang
begitu besar dan lapang adalah berupa langit kedua. Kalau melihat ke luar
jendela maka itu adalah perumpamaan langit ke tiga. Ada kehidupan di sana. Di
dalam laut juga ada kehidupan. Lho kalau begitu luas sekali langit ke dua dan ke
tiga ini. Yang memang luas sekali. Apalagi langit ke empat, kelima dan
seterusnya sampai langit yang ke tujuh. Apalagi <i>surga yang luasnya seluas langit dan bumi</i> itu….. Dari posisi langit
ke dua atau dari ruang masjid itu kita dapat melihat penghuni langit pertama
beserta seluruh aktivitasnya. Misalnya sedang berperang atau sedang berdamai atau
sedang mengerjakan kebaikan sesuai dengan tugas mereka sebagai pengelola planet
bumi. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lalu apa lagi yang ada di atas
bola paling luar, atau di atas langit yang ke 7? Ada Sidratul Muntaha, ada
Syurga. Dan di atasnya lagi Arasy. Dengan kata lain semuanya ini berada di
dalam (<i>inside</i>) Arasy. Alias dibungkus
oleh Arasy, singgasana Tuhan…. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Nabi Muhammad SAW, melakukan
perjalanan Israk Mi’raj dari Makkah ke Palestina, terus naik ke langit yang ke
tujuh ke Sidratul Muntaha. Katakanlah perjalanannya pulang-pergi makan waktu
selama 4 jam. Jarak yang ditempuh milyaran tahun cahaya, dalam waktu sekali
perjalanan hanya 2 jam. Ini artinya setara dengan kecepatan melampaui kecepatan
cahaya. Bagaimana ilmu pengetahuan menjelaskannya? Saya berpendapat Nabi
Muhammad SAW melompat ke masa depan, seakan-akan melintasi lorong waktu,
kemudian kembali ke masa sekarang sambil membawa oleh-oleh sholat 5 waktu dan kisah
nyata (<i>the real story</i>). Stephen
Hawking menyebut lorong waktu ini dalam bukunya <i>The Brief History of Time</i> dengan istilah lobang cacing (<i>warm hole</i>), jalur khusus atau jalan
pintas sebagai akibat melengkungnya ruang dan waktu. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jalur ini adalah tempat yang
selalu digunakan mondar-mandir oleh Malaikat untuk menyerahkan laporan harian
catatan amal perbuatan manusia (<i>daily
report</i>). Karena kalau melalui jalan biasa laporan itu bisa terlambat
sampainya. Meskipun malaikat itu terbang dengan kecepatan sama dengan kecepatan
cahaya, maka perlu waktu 8 milyar tahun itupun baru sampai pada langit yang ke
dua…. Baginda Nabi SAW bisa melihat manusia yang sedang dicincang hidup-hidup (di
mutilasi) dalam neraka, <i>nauzubillah</i>.
Kemudian beliau juga bisa melihat umatnya yang berada dalam syurga, moga-moga
kita sampai ke dalamnya……</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lalu kembali ke istilah multiverse
(<i>multiple universe</i>). Istilah ini
berasal dari M-theory yang merupakan kandidat teori pamungkas alam semesta , <i>theory of everything</i>, teori segala
sesuatu. Pada akhirnya di alam semesta ini hanya ada 4 gaya saja, yaitu gaya gravitasi,
gaya elektromagnet, gaya nuklir lemah dan gaya nuklir kuat. Ke empat gaya ini
berusaha disatukan oleh para ahli fisika sedunia menjadi satu teori tunggal
yang disebut teori medan terpadu. Di dalam perjalanan mewujudkan teori medan
terpadu itulah lahir apa yang disebut teori dawai <i>(string theory</i>) kemudian M-theory. Menurut teori ini dimensi tempat
kita tinggal ini tidak hanya 4 (3 dimensi ruang dan satu dimensi waktu) tetapi
11. Walah-walah…..</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>M</i> ini bisa singkatan dari <i>master</i>,
<i>miracle</i> atau <i>mystery</i>. Kalangan tsauf menyebutnya dengan <i>ma’rifat</i> theory. Menurut M-theory alam semesta ini tidak hanya
satu. Tetapi ada banyak sekali alam semesta yang lain. Jumlahnya tidak
tanggung-tanggung yaitu sebanyak 10 pangkat 500. Angka satu dengan 500 biji nol
di belakangnya. Masing-masing dengan hukumnya sendiri. Buanyaak sekali…. Apakah
alam yang banyak itu alam gaib? Apakah ini berarti alam gaib “dirasakan” eksistensinya
oleh ilmu pengetahuan, sehingga alam gaib itu tidak gaib lagi? Saya rasa
demikian. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Syurga itu adalah alam nyata.
Alam materi. Cuma saja belum terlihat. Lokasinya belum diketahui, koordinatnya
belum ketemu. Disana juga berlaku hukum gravitasi. Bukankah di dalam surga itu <i>mengalir sungai-sungai di bawahnya</i>? Bukankah
sungai itu mengalir menuju tempat yang lebih rendah? Dengan kata lain di dalam
syurga itu juga ada gravitasi? Lalu besarnya berapa? Belum tahu. Mudah-mudahan
kita semua nanti sampai ke sana, dimana <i>wajah
orang-orang beriman itu akan bercahaya</i>. Raganya berubah menjadi cahaya sehingga
selang waktu menjadi tidak terhingga. Muda selamanya, alias kekal abadi.
Bermandikan cahaya illahiah. Insyaallah….</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1530688132199711554.post-9410302619633319522008-07-16T06:25:00.000-07:002009-01-25T17:00:53.929-08:00<div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Inspection determines whether the prescribe standard of quality has been met. This function may be the responsibility of the welding supervisor or foreman, a special employee of the company doing the welding, or a representative of the purchasing organization. The formal welding inspector may have a variety of duties. These may begin with interpretation of drawings and specifications and follow each step to the analysis of test results. His operations are both productive and nonproductive-depending on where they are applied.Inspection after the job is finished as a policing action, rather then a productive function. Important as it is to assure quality, it is a burden added to the over-all production cost. No amount of after the job inspection will improve the weld; it merely tells what is acceptable and what must be reworked or rejected.Inspection as the job progresses is a different matter. It detects errors in practice and defects while correction is feasible. It prevents minor defects from piling up into major defects and leading to ultimate rejection. Inspection while weld quality is in the making and can be controlled may justifiably be looked upon as productive phase of cost, rather than an overburden.Any program for assuring weld quality should, therefore, emphasize productive inspection and attempt to minimize the nonproductive type. This should be the guiding philosophy, even though its implementation may fall short. In most cases, such a philosophy means that visual inspection will be the main method of ascertaining quality, since it is the one method that can be applied routinely while the job is in progress.<br /><br /><strong>• VISUAL INSPECTION DURING THE WORK</strong><br /><br />In a sense, everyone connected with the job, as well as the formal inspector, participates in visual inspection. A conscientious worker does not knowingly pass on work in which he recognizes defects of his making. Nevertheless, it is usually desirable that someone be assigned responsibility for quality checking each operation. The tools for visual inspection are simple-a pocket rule, a weld-size gage, a magnifying glass, and sometimes a straight edge and square for determining straightness, alignment and perpendicularity.Visual inspection should begin before the first arc is struck. The materials should be examined to see if they meet specifications for quality, type, size, cleanliness and freedom from defects. Foreign matter-grease, paint, oil, oxide film, heavy scale-that could be detrimental to the weld should be removed. The pieces to be joined should be checked for straightness, flatness and dimensions. Warped, bent, improperly cut, or damaged pieces should be ordered for repair or rejected. Alignment and fit up of parts and the fixturing should be scrutinized. Joint preparation should be checked. Often, little more than a passing glance is required in this preliminary inspection, but, despite, its almost casual nature, such inspection can be a significant factor in weld quality.Inspection prior to welding also includes verification that the correct process and procedures are to be employed-that the electrode type and size and the equipment settings for voltage and amperage are as specified-and that provisions are made for the required preheat or postheat.Assuming the preliminary requirements are in good order, the most productive inspection will take place while the weldments is being fabricated. Examination of a weld bead and the end crater may reveal quality deficiencies such as crack, inadequate penetration, and gas and slag inclusions to a competent inspector.On simple welds, inspection of a specimen at the beginning of the operation and periodically as the work progresses may be adequate. When more than one layer of filler meal is deposited, however, it may be desirable to inspect each layer before a subsequent layer is placed.The root pass in multipass weld is the most critical one from the standpoint of weld soundness. It is especially susceptible to cracking and because it tends to solidify quickly, is prone to trap gas and slag. Subsequent passes are subject to a variety of weld defect-creating conditions that result from the shape of the weld bead or change in the configuration of the joint. These can be visually detected by the welder and repair cost minimized if the problem is corrected before welding progresses.A workmanship standard, constructed for the specific purpose, can be helpful both to the welder and the inspector in visually appraising the production weld during the stages of its formation.Visual inspection at an early stage of the fabrication will also detect underwelding and overwelding. Underwelding is in violation of specifications and cannot be tolerated. Overwelding should be of as much concerns to the purchaser’s inspector as to those members of the shop responsible for monitoring costs, since it is a major cause of distortion. Usually the designer has specified a weld size approaching the limit possible in good practice. The welder-perhaps wanting to make certain that the joint is strong enough, or having been criticized for making undersize welds-takes it upon himself to add 1/16 in. to a ¼-in. fillet. Since the weld metal deposited increases as the square of the size, the 1/16-in. increase in leg size increases the amount of weld metal deposited 56%, and has thesame effect on shrinkage stress and cost.<br /><br /><strong>• VISUAL INSPECTION AFTER WELDING</strong><br /><br />Visual inspection after the weldment has been completed is also useful in evaluating quality, even if ultrasonic, radiographic, or other methods are to be employed. Here, as with visual inspection as welding progresses, surface flaws such as cracks, porosity, and unfilled craters can be detected, and may be of such consequence that repairs are required or the work is rejected without use of subsequent inspection procedures. Therefore is no point in submitting and obviously bad weld to sophisticated inspection methods.Dimensional variations from tolerances, warpage, and faults in appearance are detected visually at this stage. The extent and continuity of the weld, its size, and the length of segments in intermittent weld can be readily measured or noted.Welds must be cleaned of slag to make inspection for surface flaws possible. A glass with a magnification of up to 10 diameters is helpful in detecting fine cracks and other defects. Shotblasting should not be used in preparing the weld for examination, since the peening action may seal fine cracks and make them invisible.The objective of visual inspection at this stage is not only to seek defects not permissible under the quality standard, but also to give clues to what may be amiss in the entire fabrication process. If the inspector has a sound knowledge of the welding, he can read much from what he sees. Thus, the presence of excessive porosity and slag inclusions may be a tip-off to the fact that current is not adequate, no matter what the dial readings may be. Subsequent tests will also give clues to faults in equipment or procedures, but the information acquired through visual examination permits corrections to be made before the results from complicated tests are available.Only the surface defects in welds are visible to the eye, and the specifications or applicable codes may require that the internal portion of the weld and the adjacent metal zones also be examined. Additionally, the application may require assurance that the chemical composition of the weld metal has not change beyond specified limits. Thus, other inspection methods capable of gathering such information may be necessary.These methods may be destructive or nondestructive. Destructive methods, obviously, cannot apply to production fabrication, other than for the testing to destruction of prototypes, “first unit,” or sparsely selected samples. In large weldments-building framing, for example-their use would be out of the question, but in an airframe component a periodic test to destruction may be regarded as essential to assurance of quality.Nondestructive methods of testing welds include radiographic, ultrasonic, magnetic-particle and penetrant techniques. Proof testing is a mechanical method of determining whether the weld and other parts of the fabrication will withstand certain stresses encountered in service.Chemical and metallographic methods of inspection may be completely nondestructive or destructive in a very minor way and to a reparable extent. If a sample for chemical or metallographic analysis is taken from a run-out portion of the weld bead, there is no damage; if a core drill is used to remove the sample from the weld proper, a hole results that must be repaired.It should be noted that nondestructive proof of the existence of a flaw does not measure its influence on the serviceability of the product. Only destructive tests have the potential for giving such information. Presumably, the specification or code requiring the nondestructive test is based on a correlation between the flaw and some characteristic affecting service. If such correlations have not been established, the nondestructive test may well give nothing more than someone’s opinion as to what is good or bad.The tendency in all matters pertaining to welded structures is to overdo factors affecting strength and safety, which means that flaws unlikely to influence serviceability may be the cause for rejection of the weld. In highly critical engineering structures, this overly cautious approach is justifiable, but in less critical applications some relaxation in the demands for flawless welds may be in order. Both laboratory destructive tests of segments of fabricated structures and tests to destruction of whole units where size and cost permit are useful in determining how much significance should be attributed to nondestructively revealed flaws. Also the judgments of skilled and experienced interpreters of nondestructive data may be invaluable when a correlation between the flaw and serviceability has not been established.If, however, the code or specification demands that a weld be rejected or repaired because of a discovered flaw, that code or specification must be followed.<br /><br /></span><span style="font-family:verdana;"><strong>RADIOGRAPHIC INSPECTION<br /></strong><br />Radiographic inspection is one of the most widely used techniques for showing the presence and nature of macroscopic defects and other discontinuities in the interior of welds. This test method is based on the ability of X-rays and gamma rays to penetrate metal and other opaque materials and produce an image on sensitized film or on a fluorescent screen. The term “X-ray quality,” widely used to imply high quality in welds, arises from the inspection method.X-rays, which have a wave length 1/10,000 that of visible light, are produced by high-voltage generators. The depth to which the opaque material can be penetrated depends on the power of the generator. Portable units rated up to 2,000 kilovolts are available and used in weld inspection. The higher power machines, operating between 1,000 and 2,000 kilovolts, will penetrate from five to nine inches of steel.Gamma rays are produced by the atomic disintegration of radioisotopes. They are similar to X-rays, except the wavelength is usually shorter than those X-rays produced with lower-voltage equipment. X-rays generated at 1,000 kilovolts or higher, for all practical purposes, appear to be identical to the gamma rays produced by radioisotopes. While the sort wave lengths of gamma rays allow penetration to considerable depth, exposure times required to get an interpretable picture are usually many times longer than with X-rays, because of the lower intensity of the radiation. The level of radiation is directly proportional to the amount of the radioisotope used.When X-rays or gamma rays are directed at a section of a weldment, not all of the radiation gets through the metal and to the film placed behind it. Some is absorbed, and the denser or thicker the metal, the greater the absorption. Should there be a cavity in the weld interior, such as a blow-hole or internal crack, the radiation will have less metal to pass thorough than in sound weld. Consequently, there will be less absorption in the defective area and a greater amount of radiation striking he film. After development, the defect will show up in its shape and size as a black or darker area on the film.The image picture is called a radiograph. Radiographs made with X-rays are referred to as exographs, those made with gamma rays, as gammagraphs.Radiographic equipment require careful following of instructions for their proper use. Person responsible for radiographic inspection should make themselves thoroughly familiar with the equipment, reading carefully the manufacturer‘s literature and giving due attention to recommended usage, details of operation, applicable films, and safety precautions. An understanding of principles of X-rays generation, radioisotope decay and film sensitization and development should be acquired by the professional inspector or radiographic technician and will be helpful in his work.In the shop or field use of radiographic equipment, the parameters affecting the reliability and interpretative value of the image are sharpness and contrast. Radiographic methods should give a ”sensitivity” of at least 2%. The term sensitivity is used to denote the least percentage of difference in weld thickness that can be detected visually on a radiograph. The ability of an observer to detect such a thickness difference depends on the sharpness of outline of the image and its contras with the background. Thus, if a fine crack is to be observable as a crack, its image must be outline enough to give a recognizable form and must so contrast with the background that no question arises as to the presence of a discontinuity.It can be easily seen that a radiograph could be so much off in sharpness and contras that it would fail reveal a defect. To be sure that this doesn’t happen, a gage known as penetrameter is used on the side of the weld away from the film. An ASME Boiler Code Penetrameter is a thin strip of metal with the same absorption characteristics as the weld metal. When a weld is to be X-rayed, a penetrameter with a thickness equal or less than 2% of the weld thickness is selected. A lead numeral at one end shows the thickness of weld for which the penetrameter is to be used. For reference purposes, three holes are drilled in the face of the gage, the diameters of which are multiples of the penetrameter thickness. The appearance of the image of the penetrameter on the radiographic film tells the observer whether he has the minimum of 2% sensitivity and adequate sharpness and contrast for meaningful interpretation. In the hands of skilled inspector, use of the penetrameter also gives other items of information. Sharp image delineation gives assurance that the radiographic procedure is correct. The presence of a penetrameter image is also evidence that can be presented at any time later to prove that the weld was radiographed properly.Radiograph show a variety of weld defects. An inspector’s ability to recognize defects and identify them is largely a matter of experience. Film-handling marks and streaks, fog, and spots caused by errors in the film-developing procedure complicate identification. Surface defects will also show on the film and must be recognized.The angle of exposure has an influence on the radiograph. An X-ray picture of the interior of a weld may be viewed on a fluorescent screen a well as on developed film. These make possible rapid, low-cost inspection, but definition is poorer.A radiograph compresses into one plane all the indications of defects that occur throughout the weld. Thus, the radiograph tends to give an exaggerated impression of scattered types of defects, such as porosity or inclusions. Unless allowance is made for this fact, particularly on thick plates, a weld that is entirely adequate for its function could be ruled defective.Consider the volume of weldment contains a number of distributed particles or spots of porosity. On the radiographic film, these appear to exist in a single plane-which could be interpreted as evidence of an excessive number of particles or voids in some section of the volume. When the slice of the volume, however, is cut, it is seen that it contains only three spots. Any failure due to an applied force would have to occur in some finite section. The three tiny particles or voids in this sample are unlikely to predetermine or accelerate failure. Thus, the radiographic picture of this condition is misleading.Because the streaks throughout the member are accumulated on the radiographic film, one might gain the impression that they constitute a sizeable proportion of the material. But when a section is removed and viewed from a different direction, it is seen that the streaks take up only a minute percentage of the cross section.Radiography is useful in the qualification of welders. The individual’s ability to produce welds conforming to specification requirements is readily determined by an examination of welds produced on test plates. The procedure is also useful in evaluating processes proposed for a particular application. When radiography is required by the specifications governing the welding, written procedures for radiography are usually included. In this way, the purchaser exercises control over the inspection and specifies exactly what is wanted to meet his requirements.Since radiation from X-ray machines or radioisotope sources can be damaging to body tissue when the exposure is excessive, safety precautions must be taken. The American Standard Safety Code for the Industrial Use of X-ray should be consulted for this purpose</span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUYoZCutpx56ZyUIrR5auW16Z4XtFTVUVFCsU4N6MoIC4WfjZlCghFD-BRL_uu4Yut8FbbuWmu9YiITEoKuj0V-a8H_U6aSjltpwgOlFAoUQkHpw1tIl56XIIVqZYY-VWEACU76BdjBy_Y/s1600-h/PAS+FOTO-ED.jpg"></a></atomicelement></div>Unknownnoreply@blogger.com10