Kamis, 05 Desember 2013

GPS

Hidup di dunia yang fana ini ibaratnya seperti sedang berlayar di tengah lautan. Kadang kala lautan tenang, suatu saat badai datang menghempas. Ombak bergulung, hujan deras, petir menyambar-nyambar, angin kencang. Kadang kala tidak terlihat lagi daratan. Yang tampak hanya langit dan lautan saja. Disaat seperti itu sang nakhoda kapal betul-betul harus tahu dimana posisinya setiap saat. Komunikasi dengan menara kontrol tidak boleh terputus. Ia harus tahu tujuan. Ia harus tahu berapa jauh lagi jarak yang harus dicapai. Dimana jalan paling tercepat dan dimana arah paling aman. Saat kegelapan nakhoda kapalpun harus tahu dimana posisinya saat itu. Dalam kemajuan teknologi sekarang ini semuanya sudah terasa mudah. Karena sang nakhoda sudah dibekali dengan posisi berbasis satelit.

Manusia juga seperti itu. Ia harus tahu dimana posisinya sekarang ini, berapa jauh lagi tujuan harus dicapai. Itulah hati. Hati adalah instrument sangat canggih yang diberikan kepada semua manusia. Hati adalah GPS (global position system) yang sudah melekat (built in) pada diri setiap manusia.

Sama seperti GPS, hati kadangkala bisa error. Komunikasi ke atas tersendat-sendat. Biasanya ini karena battery sudah low. Tapi paling banyak karena  terhijab oleh dosa. Sehingga sinyal yang datang dari langit terhalang masuk. Akibatnya presisi koordinat meleset. Bersihkanlah hati. Peliharalah GPS ini sebaik-baiknya karena ia kelak akan dimintai pertanggungjawaban.





Tidak ada komentar: