GPS
Hidup di dunia yang fana ini
ibaratnya seperti sedang berlayar di tengah lautan. Kadang kala lautan tenang,
suatu saat badai datang menghempas. Ombak bergulung, hujan deras, petir
menyambar-nyambar, angin kencang. Kadang kala tidak terlihat lagi daratan. Yang
tampak hanya langit dan lautan saja. Disaat seperti itu sang nakhoda kapal
betul-betul harus tahu dimana posisinya setiap saat. Komunikasi dengan menara
kontrol tidak boleh terputus. Ia harus tahu tujuan. Ia harus tahu berapa jauh
lagi jarak yang harus dicapai. Dimana jalan paling tercepat dan dimana arah paling
aman. Saat kegelapan nakhoda kapalpun harus tahu dimana posisinya saat itu. Dalam
kemajuan teknologi sekarang ini semuanya sudah terasa mudah. Karena sang
nakhoda sudah dibekali dengan posisi berbasis satelit.
Manusia juga seperti itu. Ia
harus tahu dimana posisinya sekarang ini, berapa jauh lagi tujuan harus
dicapai. Itulah hati. Hati adalah
instrument sangat canggih yang diberikan kepada semua manusia. Hati adalah GPS (global position system) yang sudah
melekat (built in) pada diri setiap
manusia.
Sama seperti GPS, hati kadangkala
bisa error. Komunikasi ke atas tersendat-sendat.
Biasanya ini karena battery sudah low.
Tapi paling banyak karena terhijab oleh
dosa. Sehingga sinyal yang datang dari langit terhalang masuk. Akibatnya
presisi koordinat meleset. Bersihkanlah hati. Peliharalah GPS ini sebaik-baiknya
karena ia kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar